Scroll untuk baca artikel
Rupa

Perspektif Teori Siklik dan Contoh Perubahan Sosial yang Berulang

×

Perspektif Teori Siklik dan Contoh Perubahan Sosial yang Berulang

Sebarkan artikel ini
Perspektif Teori Siklik dan Contoh Perubahan Sosial yang Berulang

Teori siklik adalah salah satu perspektif dalam ilmu sosial yang meyakini bahwa sejarah peradaban manusia dan perubahan sosial mengikuti pola atau siklus tertentu yang berulang dari waktu ke waktu. Tidak bergerak maju linier menuju satu titik tertentu.

Pengertian Teori Siklik

Secara sederhana, teori ini menganggap bahwa apa yang terjadi pada masa lalu akan terulang lagi pada masa mendatang. Seperti lingkaran yang tak berujung, peristiwa-peristiwa sosial dan sejarah umat manusia berputar mengikuti ritme dan irama tertentu.

Menurut Oswald Spengler, seorang filsuf Jerman yang mempopulerkan teori ini lewat bukunya The Decline of the West (1918), setiap peradaban memiliki usia dan masa hidupnya sendiri, mirip organisme biologis.

Peradaban lahir, tumbuh menjadi dewasa dan kuat, kemudian memasuki masa tua dan akhirnya punah sama sekali. Proses ini berulang terus dari zaman ke zaman tanpa berhenti.

Contoh Perubahan Sosial Siklikal

Berikut ini beberapa contoh fenomena sosial yang bersifat siklikal menurut perspektif teori ini:

1. Siklus Mode dan Tren Fashion

Perekonomian mengalami siklus pertumbuhan cepat, resesi, pulih, lalu pertumbuhan lagi

Salah satu contoh paling jelas adalah tren mode dan fashion yang cenderung mengikuti siklus tertentu.

Misalnya gaya berpakaian atau model rambut tertentu pernah sangat populer di masa lalu, lalu mulai ditinggalkan karena dianggap ketinggalan zaman, dan beberapa decade kemudian tiba-tiba muncul dan populer lagi di kalangan anak muda.

Begitu seterusnya mengikuti ritme siklus tertentu. Mirip roda yang berputar.

2. Siklus Ekonomi

Perekonomian mengalami siklus pertumbuhan cepat, resesi, pulih, lalu pertumbuhan lagi

Contoh lain adalah siklus ekonomi (business cycle) yang dialami hampir semua negara.

Baca Juga!  Negara Kecil di Dekat Uganda: Sebuah Destinasi Wisata yang Menarik

Perekonomian mengalami masa pertumbuhan pesat, lalu jatuh ke jurang resesi dan krisis, kemudian perlahan pulih dan kembali tumbuh lagi.

Proses naik turun ini berulang dalam kurun waktu tertentu mengikuti pola siklus yang hampir pasti.

Menurut data historis, rata-rata siklus ekonomi berkisar antara 8 hingga 12 tahun. Masa boom (peak) berlangsung sekitar beberapa tahun, diikuti masa resesi (trough), lalu pemulihan, dan puncak lagi.

3. Siklus Politik

Sistem dan kekuasaan politik suatu negara juga mengalami pola siklus, walau agak sulit diprediksi.

Pada suatu masa, sistem politik bisa sangat stabil dan berada di puncak kejayaannya, dipimpin oleh pemimpin yang kuat dan disegani. Lalu memasuki fase krisis dan kekacauan karena pemimpin lemah atau terjadi konflik internal.

Kemudian muncul sistem politik baru yang stabil, masuk fase keemasan, lalu mengalami krisis dan chaos lagi. Demikian seterusnya mengikuti irama siklus yang naik turun.

4. Siklus Kebudayaan/Peradaban

Peradaban Mesir Kuno

Menurut pandangan teori siklikal, peradaban dan kebudayaan juga mengikuti pola siklus yang hampir pasti.

Peradaban bangkit dari ketiadaan, memasuki zaman keemasan dan puncak kejayaannya ketika ilmu pengetahuan, seni, dan ekonomi berkembang pesat.

Lalu mulai memasuki masa kemunduran karena pengaruh internal dan eksternal, ilmu pengetahuan mandek, konflik politik dan sosial meruncing, serta terjadi dekadensi moral.

Akhirnya peradaban runtuh sama sekali, tinggal menjadi puing-puing purbakala. Di tempat yang sama atau berdekatan, muncul peradaban baru yang mengikuti siklus yang sama.

Naik ke puncak kejayaan, lalu jatuh berantakan.

Mengapa Perubahan Sosial Bersifat Siklikal?

Lantas mengapa sejarah umat manusia dan perubahan sosial cenderung berpola siklikal? Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya:

1. Kecenderungan alamiah manusia

Menurut Ibnu Khaldun (1332-1406), sejarawan Muslim terkemuka, kecenderungan alamiah manusialah yang mendorong terbentuknya siklus sejarah.

Baca Juga!  Isu Ketidakadilan Hukum Di Indonesia Dalam 5 Tahun Terakhir

Pada mulanya masyarakat didominasi semangat asabiyyah (solidaritas sosial), lalu seiring perkembangan peradaban, muncul individualisme yang merusak solidaritas, pada akhirnya terjadi kemunduran.

2. Pola yang terulang

Ralph Dahrendorf berpendapat bahwa konflik kelas sosial cenderung mengikuti pola yang sama sepanjang sejarah.

Kelas penguasa akan berupaya mempertahankan status quonya, sementara kelas tertindas akan memberontak. Kemudian terjadi revolusi, kelas baru naik ke tampuk kekuasaan, dan siklus pun berulang.

3. Sifat dasar manusia

Menurut pendapat lain, karena inti sifat dasar manusia sejatinya tidak berubah sepanjang masa, maka sejarah cenderung mengulang kembali kesalahan dan tragedi yang sama, seperti siklus yang tak berkesudahan.

Kesimpulan

Itulah penjelasan mengenai perspektif teori siklik dalam ilmu sosial beserta contoh-contoh konkret perubahan sosial yang cenderung berpola berulang seperti siklus.

Intinya, teori ini meyakini bahwa sejarah peradaban manusia dan aspek sosialnya bukan bergerak maju linier menuju satu titik tertentu, melainkan cenderung mengikuti pola atau irama siklus tertentu yang berulang dari masa ke masa.

Mirip roda atau lingkaran yang tak berujung. Naik, turun, naik, turun, dan seterusnya mengikuti ritme alam semesta.

Sampai di sini dulu penjelasan singkat mengenai teori siklik. Jika tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, Anda bisa membaca artikel tentang Sejarah Siklus Ekonomi atau Asal Mula Peradaban Manusia di situs kami.

Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *