Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Mengenal Elastisitas Permintaan: Faktor dan Contohnya

×

Mengenal Elastisitas Permintaan: Faktor dan Contohnya

Sebarkan artikel ini
Mengenal Elastisitas Permintaan: Faktor dan Contohnya

Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana perubahan harga mempengaruhi permintaan suatu barang? Terkadang, sedikit perubahan harga bisa sangat berdampak pada jumlah barang yang diminta. Di lain waktu, perubahan harga yang signifikan pun tidak terlalu mempengaruhi permintaan. Fenomena ini dikenal sebagai elastisitas permintaan. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan apa yang menyebabkan permintaan menjadi elastis atau tidak elastis.

Apa itu Elastisitas Permintaan?

Elastisitas permintaan mengukur seberapa sensitif perubahan jumlah permintaan suatu barang terhadap perubahan harganya. Semakin besar perubahan jumlah yang diminta akibat perubahan harga, semakin elastis permintaan barang tersebut. Sebaliknya, jika perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi jumlah permintaan, permintaannya dikatakan tidak elastis atau inelastis.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Beberapa faktor utama yang menentukan elastisitas permintaan suatu barang atau jasa adalah:

1. Ketersediaan Barang Substitusi

Keberadaan barang pengganti atau substitusi sangat mempengaruhi elastisitas permintaan. Semakin banyak pilihan substitusi yang tersedia dengan kualitas sebanding, konsumen akan lebih mudah beralih ketika harga barang naik, sehingga permintaannya cenderung elastis.

Contohnya, permintaan daging sapi cenderung lebih elastis dibandingkan beras. Jika harga daging sapi naik, orang bisa beralih ke daging ayam, ikan, atau sumber protein lainnya. Sedangkan beras sebagai makanan pokok, tidak memiliki banyak substitusi yang sepadan, sehingga permintaannya cenderung tidak elastis.

2. Persentase Pendapatan yang Dibelanjakan

Elastisitas permintaan juga dipengaruhi oleh seberapa besar bagian pendapatan yang harus dikeluarkan untuk membeli suatu barang. Semakin besar persentase pendapatan yang dibelanjakan, permintaan cenderung lebih elastis.

Baca Juga!  Konsep Produksi dalam Pemasaran Beserta Contohnya

Misalnya, permintaan barang mewah seperti perhiasan atau mobil mewah cenderung elastis. Karena harganya yang tinggi relatif terhadap pendapatan, kenaikan harga sedikit saja bisa membuat orang berpikir ulang untuk membelinya. Sebaliknya, barang kebutuhan sehari-hari seperti pasta gigi yang harganya hanya sebagian kecil dari pendapatan, permintaannya cenderung tidak elastis.

3. Intensitas Kebutuhan

Barang yang sangat dibutuhkan atau sulit dihindari pemakaiannya cenderung memiliki permintaan yang tidak elastis. Meskipun harganya naik, orang tetap akan membelinya karena sudah menjadi kebutuhan.

Contoh terbaiknya adalah obat-obatan. Bagi orang yang sakit dan membutuhkan obat tertentu, kenaikan harga tidak akan terlalu mempengaruhi permintaan. Mereka tetap akan membeli obat tersebut karena sudah menjadi kebutuhan yang sulit dihindari.

4. Jangka Waktu

Elastisitas permintaan bisa berbeda antara jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, permintaan cenderung tidak elastis karena konsumen belum punya banyak waktu untuk mencari alternatif atau mengubah pola konsumsi. Namun dalam jangka panjang, permintaan cenderung lebih elastis.

Misalnya, ketika harga bensin naik, dalam jangka pendek orang akan tetap mengisi bensin karena masih membutuhkannya untuk aktivitas sehari-hari. Namun dalam jangka panjang, kenaikan harga bensin bisa mendorong orang untuk beralih ke kendaraan yang lebih irit atau menggunakan transportasi umum.

5. Jenis Barang

Karakteristik suatu barang juga menentukan elastisitas permintaannya. Barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, garam cenderung memiliki permintaan yang tidak elastis karena sulit digantikan dan sangat dibutuhkan. Sedangkan barang mewah atau sekunder yang punya banyak substitusi cenderung elastis permintaannya.

Contohnya, permintaan garam cenderung tidak elastis. Meskipun harganya naik, orang akan tetap membelinya karena dibutuhkan untuk memasak dan sulit digantikan. Sebaliknya, permintaan tas branded cenderung elastis. Jika harganya naik, orang bisa memilih tas merek lain yang lebih murah atau menunda pembelian.

Baca Juga!  Disagregasi Inflasi: Kunci untuk Menganalisis Tekanan Harga yang Sebenarnya

Tabel Contoh Elastisitas Permintaan

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan contoh elastisitas permintaan berbagai jenis barang:

Jenis BarangElastisitas Permintaan
BerasInelastis
GaramInelastis
BensinInelastis jangka pendek, elastis jangka panjang
Obat-obatanInelastis
Daging sapiElastis
PerhiasanElastis
Mobil mewahElastis

Kesimpulan

Elastisitas permintaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketersediaan substitusi, persentase pendapatan yang dibelanjakan, intensitas kebutuhan, jangka waktu, dan jenis barang. Permintaan cenderung lebih elastis untuk barang yang memiliki banyak substitusi, mewah, atau bukan kebutuhan pokok. Sebaliknya, permintaan cenderung tidak elastis untuk barang kebutuhan pokok yang sulit digantikan dan sangat dibutuhkan.

Memahami konsep elastisitas permintaan penting baik bagi konsumen maupun produsen. Bagi konsumen, kita jadi tahu barang apa yang permintaannya sensitif terhadap perubahan harga. Bagi produsen, memahami elastisitas permintaan membantu dalam mengambil keputusan penetapan harga dan strategi pemasaran yang tepat.

Jadi, lain kali ketika kamu melihat perubahan harga suatu barang, coba perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaannya. Dengan begitu, kamu bisa memahami lebih baik dinamika pasar dan menjadi konsumen yang lebih cerdas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *