Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang populer dibudidayakan di Indonesia. Lele banyak dikenal orang karena rasanya yang gurih, dagingnya yang tebal, dan juga harganya yang terjangkau.
Namun tahukah kamu bahwa lele sebenarnya memiliki banyak karakteristik menarik? Nah, coba simak penjelasan lengkapnya berikut ini ya!
1. Memiliki Kumis atau Misai yang Panjang
Ciri paling khas dari ikan lele adalah kumis atau misainya yang panjang. Kumis inilah yang membedakan lele dari jenis ikan air tawar lainnya.
Kumis lele berfungsi sebagai alat bantu untuk mencari makanan. Lele menggunakan kumisnya yang sensitif untuk merasakan getaran dan bau di sekitarnya, sehingga bisa mendeteksi keberadaan mangsanya.
Panjang kumis lele bisa mencapai 1/3 dari panjang tubuhnya. Jadi kalau tubuh lele panjangnya 30 cm, kumisnya bisa sepanajng 10 cm loh!
2. Tubuh Licin dan Berlendir
Tubuh ikan lele licin karena dilapisi oleh lendir atau mucus. Lapisan lendir ini berfungsi melindungi tubuh lele dari penyakit dan juga membantunya berenang dengan lebih cepat.
Kandungan lendir dan minyak di tubuh lele jugalah yang membuat rasanya gurih saat dimasak. Makanya banyak orang suka menyantap lele bakar atau lele goreng!
3. Habitat Asli di Perairan Tawar
Ikan lele berasal dari perairan tawar seperti sungai, rawa, sawah, kolam, dan tambak di daerah tropis. Lele mampu beradaptasi dengan baik di berbagai habitat perairan tawar.
Karena habitat aslinya berada di rawa dan sawah yang kadang kering saat musim kemarau, lele juga bisa bertahan hidup meskipun terdampar di daratan dalam jangka waktu tertentu. Inilah yang disebut sebagai ikan amfibi.
Lele bahkan bisa bernapas dengan menggunakan udara bebas selama beberapa jam, asalkan insangnya tetap lembap. Kemampuan adaptasi inilah yang membuat lele cocok untuk dibudidayakan.
4. Bentuk Tubuh Ramping dan Pipih
Ikan lele memiliki tubuh yang ramping memanjang dengan sirip ekor besar seperti layar. Bentuk tubuh ini memudahkan lele untuk berenang dengan lincah dan cepat.
Sedangkan kepala lele cenderung lebar dan pipih. Bagian moncongnya tumpul, tidak runcing seperti ikan mas. Ini karena lele lebih banyak menggunakan kumisnya ketimbang mulut untuk mencari makan.
5. Ukuran Bervariasi dari Kecil hingga Besar
Ukuran tubuh ikan lele sangat bervariasi mulai dari yang kecil 5 cm, hingga raksasa dengan panjang lebih dari 60 cm. Ini tergantung dari jenis dan juga faktor lingkungan tempat lele tersebut hidup.
Beberapa jenis lele yang berukuran mini di antaranya lele sangkuriang dan lele Jepang. Sementara lele lokal bisa tumbuh dengan ukuran besar jika dipelihara di kolam atau tambak dengan kondisi ideal.
6. Warna Coklat Gelap atau Hitam Keperakan
Warna asli tubuh ikan lele adalah coklat gelap atau hitam legam. Namun beberapa jenis seperti lele mutiara memiliki warna putih keperakan yang cantik.
Perbedaan warna ini lebih disebabkan faktor genetik, meskipun kualitas air dan pakan juga bisa mempengaruhi pigmentasi warna lele.
7. Sifatnya Omnivora
Ikan lele termasuk omnivora, yaitu hewan pemakan segala. Lele mau memakan tumbuhan, hewan, atau bahan organik apa saja untuk bertahan hidup.
Di alam liar, lele memangsa larva serangga, cacing, krustasea, dan hewan air kecil lainnya. Lele juga memakan ganggang, lumut, dan tumbuhan air yang ada di sekitarnya.
Karena sifat omnivoranya ini, lele sangat mudah diberi pakan saat dibudidayakan. Peternak cukup memberikan pelet, dedak, ampas tahu, atau pakan alami lainnya. Lele pasti dengan lahap memakannya.
8. Tahan Hidup pada Kondisi Ekstrem
Salah satu keunggulan ikan lele adalah daya tahannya yang kuat dalam kondisi lingkungan yang ekstrem. Lele mampu bertahan pada kisaran suhu air 15-36 derajat Celcius.
Lele juga tahan terhadap perubahan pH air yang cukup drastis. Kadar oksigen terlarut yang rendah pun masih bisa ditoleransi, meski pertumbuhannya akan melambat.
Berkat daya tahan tubuhnya ini, lele cocok dibudidayakan di lahan marginal seperti tambak atau kolam dengan perawatan sederhana. Tentu saja dengan kondisi ideal, pertumbuhan lele bisa lebih cepat.
9. Berkembangbiak dengan Bertelur
Cara berkembangbiak ikan lele adalah dengan bertelur (ovipar). Telur-telur lele berwarna bening kekuningan dan lengket. Jumlah telurnya bisa mencapai ribuan butir sekali bertelur.
Setelah menetas, larva lele disebut benih lele. Ukuran benih lele sangat kecil, yaitu sekitar 5-7 mm. Mereka baru akan tumbuh cepat setelah berumur 3 minggu.
10. Mudah Dibudidayakan
Berkat semua karakteristik di atas, ikan lele menjadi salah satu jenis ikan air tawar yang paling mudah dibudidayakan. Petani cukup membuat kolam atau tambak, lalu memelihara lele di dalamnya.
Pakan lele bisa berupa pelet, ampas tahu, dedak, dan limbah pertanian lainnya. Dengan perawatan yang tepat, lele bisa tumbuh dengan cepat hingga siap panen dalam waktu 4-6 bulan.
Itulah sepuluh karakteristik menarik yang dimiliki oleh ikan lele. Pantas saja lele begitu populer sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias ya.
Kamu bisa baca artikel lengkap tentang tips membudidayakan ikan lele di situs ini. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuanmu tentang ikan air tawar yang satu ini!