Scroll untuk baca artikel
Akuntansi

Anggaran dan Penganggaran: Perbedaan, Langkah, dan Contohnya

×

Anggaran dan Penganggaran: Perbedaan, Langkah, dan Contohnya

Sebarkan artikel ini
Anggaran dan Penganggaran

Pelajari perbedaan antara anggaran dan penganggaran serta bagaimana keduanya berperan penting dalam merencanakan dan mengendalikan laba perusahaan. Panduan lengkap dengan contoh nyata.

Hai teman, hari ini kita akan membahas topik yang cukup penting dalam dunia bisnis, yaitu anggaran dan penganggaran. Mungkin terdengar membosankan, tapi percayalah, ini adalah kunci untuk memastikan perusahaan dapat merencanakan dan mengendalikan laba mereka dengan baik.

Apa itu Anggaran dan Penganggaran?

Sebelum kita masuk lebih jauh, mari luruskan dulu definisi dari kedua istilah ini. Anggaran adalah rencana keuangan yang disusun secara sistematis dan dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu di masa depan. Sementara penganggaran adalah proses atau kegiatan penyusunan anggaran tersebut.

Jadi, anggaran itu hasilnya, sedangkan penganggaran adalah prosesnya. Mudah diingat, kan?

Perbedaan Anggaran dan Penganggaran

Nah, sekarang kita sudah tahu definisinya, tapi apa sih perbedaan utama antara keduanya? Yuk, kita uraikan:

  1. Sifatnya: Anggaran bersifat statis, sedangkan penganggaran merupakan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan.
  2. Jangka Waktu: Anggaran berlaku untuk jangka waktu tertentu, sementara penganggaran dilakukan secara periodik dan berkesinambungan.
  3. Bentuk: Anggaran merupakan hasil akhir berupa rencana keuangan, sedangkan penganggaran adalah proses penyusunannya.

Jadi, intinya anggaran itu hasilnya, sedangkan penganggaran itu prosesnya. Mudah, kan?

Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Laba

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang lebih menarik. Bagaimana sih anggaran digunakan sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan laba perusahaan?

Baca Juga!  Perbedaan Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Kos

Perencanaan Laba

Pertama, anggaran berfungsi untuk merencanakan laba yang ingin dicapai perusahaan. Caranya, anggaran menetapkan target laba dengan mempertimbangkan proyeksi penjualan, biaya, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi laba.

Misalnya, perusahaan X memproduksi sepatu. Dalam anggaran, mereka menargetkan penjualan sebanyak 100.000 pasang sepatu dengan harga jual rata-rata Rp 500.000 per pasang. Jadi, proyeksi pendapatan mereka adalah Rp 50 miliar.

Kemudian, mereka juga memperkirakan biaya produksi, pemasaran, dan operasional lainnya. Setelah dikurangi dengan biaya-biaya tersebut, mereka menargetkan laba bersih sebesar Rp 10 miliar.

Nah, target laba ini yang akan menjadi acuan bagi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya selama periode anggaran tersebut.

Pengendalian Laba

Selain untuk perencanaan, anggaran juga berfungsi sebagai alat pengendalian laba. Bagaimana caranya?

Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual perusahaan. Dengan membandingkan realisasi dengan anggaran, manajemen dapat mengidentifikasi penyimpangan dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.

Misalnya, pada akhir periode, ternyata perusahaan X hanya dapat menjual 80.000 pasang sepatu. Ini tentu saja akan berdampak pada pendapatan dan laba mereka.

Nah, dengan membandingkan realisasi penjualan dengan target dalam anggaran, manajemen dapat menganalisis penyebab penyimpangan tersebut. Apakah karena strategi pemasaran yang kurang efektif, atau mungkin ada masalah dalam proses produksi?

Setelah diidentifikasi, manajemen dapat mengambil tindakan korektif, seperti memperbaiki strategi pemasaran atau mengoptimalkan proses produksi. Tujuannya, agar di periode berikutnya, penyimpangan dapat diminimalkan dan target laba dapat tercapai.

Langkah-langkah Proses Perencanaan dan Pengendalian Laba

Nah, sekarang kita tahu bahwa anggaran digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan laba. Tapi, bagaimana sih proses perencanaan dan pengendalian laba itu dilakukan?

Yuk, kita uraikan langkah-langkahnya:

  1. Identifikasi dan Evaluasi Variabel Eksternal
    Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi variabel-variabel eksternal yang mempengaruhi perusahaan, seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, tren pasar, dan persaingan.
  2. Penetapan Tujuan dan Sasaran
    Setelah memahami kondisi eksternal, perusahaan perlu menetapkan tujuan dan sasaran secara umum, termasuk target laba yang ingin dicapai.
  3. Pengembangan Strategi Perencanaan Laba
    Berdasarkan tujuan dan sasaran tersebut, perusahaan mengembangkan strategi perencanaan laba, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
  4. Penyusunan Rencana Laba Taktis (Anggaran)
    Strategi perencanaan laba kemudian diturunkan ke dalam rencana laba taktis yang lebih rinci, yaitu anggaran. Anggaran ini mencakup proyeksi pendapatan, biaya, dan laba untuk periode tertentu.
  5. Pelaksanaan Rencana Laba
    Setelah anggaran disusun, seluruh tingkatan manajemen dalam perusahaan bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana laba tersebut.
  6. Pelaporan dan Evaluasi Kinerja
    Selama pelaksanaan, perusahaan melakukan pelaporan dan evaluasi kinerja aktual dibandingkan dengan anggaran. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi penyimpangan dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
  7. Tindak Lanjut dan Perencanaan Ulang
    Berdasarkan evaluasi kinerja, perusahaan dapat melakukan tindak lanjut berupa perbaikan atau bahkan perencanaan ulang jika diperlukan. Proses ini bersifat berkelanjutan dan melibatkan komunikasi yang efektif antara berbagai tingkatan manajemen dalam organisasi.
Baca Juga!  15 Aplikasi Sistem Informasi Bisnis yang Wajib Kamu Miliki

Nah, itulah langkah-langkah proses perencanaan dan pengendalian laba yang melibatkan anggaran sebagai alat utamanya. Terdengar rumit, tapi percayalah, ini sangat penting untuk memastikan perusahaan dapat mencapai target laba yang diinginkan.

Contoh Nyata: Anggaran Penjualan dan Produksi

Untuk membantu memahami konsep ini lebih baik, mari kita lihat contoh nyata dari anggaran penjualan dan produksi perusahaan ABC yang memproduksi sepatu olahraga.

Anggaran Penjualan

BulanProyeksi Penjualan (Unit)Harga Jual per Unit (Rp)Pendapatan Penjualan (Rp)
Januari10.000500.0005.000.000.000
Februari12.000500.0006.000.000.000
Maret15.000500.0007.500.000.000
Total37.00018.500.000.000

Dalam anggaran penjualan, perusahaan ABC memproyeksikan penjualan sebanyak 37.000 unit sepatu olahraga dalam tiga bulan pertama tahun ini, dengan harga jual Rp 500.000 per unit. Ini menghasilkan proyeksi pendapatan penjualan sebesar Rp 18,5 miliar.

Anggaran Produksi

BulanKebutuhan Produksi (Unit)Biaya Produksi per Unit (Rp)Total Biaya Produksi (Rp)
Januari12.000300.0003.600.000.000
Februari14.000300.0004.200.000.000
Maret16.000300.0004.800.000.000
Total42.00012.600.000.000

Dalam anggaran produksi, perusahaan ABC merencanakan untuk memproduksi 42.000 unit sepatu olahraga dalam tiga bulan pertama, dengan biaya produksi Rp 300.000 per unit. Ini menghasilkan total biaya produksi sebesar Rp 12,6 miliar.

Dengan membandingkan anggaran penjualan dan produksi, perusahaan dapat memperkirakan laba kotor yang akan diperoleh, yaitu sebesar Rp 5,9 miliar (Rp 18,5 miliar – Rp 12,6 miliar).

Tentu saja, ini hanya sebagian kecil dari anggaran perusahaan secara keseluruhan. Masih ada anggaran lain seperti biaya pemasaran, biaya operasional, dan lain-lain yang perlu dipertimbangkan untuk memperoleh perkiraan laba bersih.

Kesimpulan

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang anggaran dan penganggaran, serta bagaimana keduanya berperan penting dalam merencanakan dan mengendalikan laba perusahaan.

Baca Juga!  Akuntan di Era Digital: Tantangan dan Strategi Adaptasi

Untuk merangkum, anggaran adalah rencana keuangan yang disusun secara sistematis dan dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu di masa depan. Sementara penganggaran adalah proses atau kegiatan penyusunan anggaran tersebut.

Anggaran digunakan sebagai alat perencanaan laba dengan menetapkan target laba yang ingin dicapai perusahaan, serta sebagai alat pengendalian laba dengan membandingkan realisasi dengan anggaran untuk mengidentifikasi penyimpangan dan mengambil tindakan korektif.

Proses perencanaan dan pengendalian laba melibatkan beberapa langkah penting, seperti identifikasi variabel eksternal, penetapan tujuan, pengembangan strategi, penyusunan anggaran, pelaksanaan, evaluasi kinerja, dan tindak lanjut.

Semoga penjelasan ini membantu kamu memahami topik ini dengan lebih baik. Jika masih ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *