Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Mengenal Tradisi Fenomenologi dalam Ilmu Komunikasi

Avatar
×

Mengenal Tradisi Fenomenologi dalam Ilmu Komunikasi

Sebarkan artikel ini
Tradisi Fenomenologi dalam Ilmu Komunikasi

Halo sobat komunikasi! Kali ini kita akan membahas salah satu tradisi penting dalam teori komunikasi, yaitu tradisi fenomenologi. Yuk kita dalami bareng-bareng apa itu fenomenologi dan teori-teori yang berkaitan dengannya.

Apa itu Fenomenologi?

Fenomenologi itu salah satu dari tujuh tradisi besar dalam teori komunikasi lho. Tradisi ini memandang komunikasi dari kacamata filsafat dan berfokus pada pengalaman subyektif kita sebagai manusia.

Intinya, fenomenologi itu menganggap bahwa komunikasi adalah proses berbagi pengalaman antar individu melalui dialog. Jadi bukan cuma sekedar ngirim pesan aja, tapi lebih ke gimana kita memaknai pengalaman kita dan berbagi makna itu dengan orang lain.

Prinsip-Prinsip Dasar Fenomenologi

Nah, supaya lebih paham, yuk kita bahas prinsip-prinsip dasar dari tradisi fenomenologi:

1. Fokus pada pengalaman subyektif

Fenomenologi itu mengacu pada pengalaman pribadi kita sebagai individu dan gimana kita memaknai pengalaman itu. Jadi yang ditekankan itu persepsi, interpretasi, dan pengalaman kita masing-masing.

2. Komunikasi sebagai proses interaksi

Dalam fenomenologi, komunikasi dilihat sebagai proses interaksi yang menciptakan pengalaman dan makna yang unik buat tiap orang. Jadi bukan cuma sekedar transfer informasi aja.

Baca Juga!  Komponen dan Tujuan Kurikulum: Elemen Penting dalam Pendidikan

3. Memahami fenomena dari sudut pandang orang yang mengalaminya

Fenomenologi berusaha memahami fenomena dari sudut pandang orang yang ngalamin langsung, dengan mengesampingkan praduga-praduga kita. Jadi kita berusaha “masuk” ke dalam pengalaman orang lain gitu.

4. Interpretasi adalah kunci

Nah, interpretasi atau penafsiran itu jadi hal yang paling penting dalam fenomenologi. Interpretasi adalah proses aktif kita dalam memberi makna ke suatu pengalaman dan ini sifatnya subyektif buat tiap orang.

Tokoh-Tokoh Penting dan Teori Terkait

Tradisi fenomenologi ini dipengaruhi sama pemikiran beberapa filsuf dan teoretikus komunikasi. Nih kita bahas beberapa yang penting:

Edmund Husserl – Bapak Fenomenologi

Husserl ini dianggap sebagai pionir fenomenologi. Dia menekankan pentingnya kembali ke “benda itu sendiri” (istilahnya zu den sachen selbst) dan mengesampingkan praduga kita dalam memahami esensi dari suatu fenomena.

Maurice Merleau-Ponty – Fenomenologi Persepsi

Merleau-Ponty ini mengembangkan fenomenologi persepsi yang berfokus pada peran tubuh dalam membentuk persepsi dan pengalaman kita sebagai manusia. Jadi tubuh kita itu bukan cuma obyek, tapi juga subyek yang aktif mempersepsi dunia.

Martin Heidegger & Hans-Georg Gadamer – Fenomenologi Hermeneutik

Heidegger dan Gadamer mengembangkan fenomenologi hermeneutik yang menekankan peran penafsiran dalam memahami pengalaman dan realitas. Intinya, pemahaman kita selalu melibatkan penafsiran dan itu dipengaruhi sama konteks historis dan kultural kita.

Alfred Schutz – Fenomenologi dalam Ilmu Sosial

Schutz ini yang membawa fenomenologi ke ranah ilmu sosial, khususnya sosiologi. Dia meneliti gimana individu membangun makna dalam dunia sosial melalui interaksi dan komunikasi sehari-hari.

Contoh Penerapan Fenomenologi dalam Komunikasi

Fenomenologi bisa diterapkan buat memahami berbagai fenomena komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari lho. Nih beberapa contohnya:

Baca Juga!  Penerapan Pancasila sebagai Moral Pembangunan di Sekolah

1. Komunikasi Antarbudaya

Fenomenologi relevan banget buat memahami komunikasi antarbudaya. Dengan fokus pada pengalaman dan makna subyektif, kita bisa memahami gimana orang dari budaya berbeda mempersepsi dan memaknai realitas secara berbeda. Contohnya, makna “senyum” bisa beda antara orang Indonesia dan orang Jepang.

2. Komunikasi dalam Keluarga

Fenomenologi juga bisa dipakai buat meneliti komunikasi dalam keluarga. Kita bisa memahami gimana anggota keluarga memaknai peran dan relasi mereka, serta gimana makna-makna ini dikonstruksi melalui interaksi sehari-hari. Misalnya, makna “ayah” bisa beda antara satu keluarga dengan keluarga lain.

3. Komunikasi Organisasi

Dalam konteks organisasi, fenomenologi bisa mengungkap gimana anggota organisasi memaknai budaya, norma, dan nilai-nilai organisasi. Ini penting buat memahami perilaku dan dinamika dalam organisasi. Contohnya, makna “profesionalisme” bisa bervariasi antar divisi dalam suatu perusahaan.

Kesimpulan

Jadi sobat, tradisi fenomenologi itu melihat komunikasi sebagai proses pemaknaan pengalaman subyektif individu melalui interaksi dan interpretasi. Dengan memahami fenomenologi, kita bisa menghargai keunikan pengalaman tiap individu dan gimana pengalaman ini membentuk realitas mereka.

Menarik banget kan bahasan kita kali ini? Kalau kalian pengen tahu lebih banyak tentang teori-teori komunikasi lainnya, cek artikel-artikel berikut ini ya:

Jangan lupa share artikel ini ke temen-temen kalian yang juga tertarik sama ilmu komunikasi ya. Sampai ketemu di bahasan berikutnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *