Scroll untuk baca artikel
Rupa

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Avatar
×

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Sebarkan artikel ini
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Jean Piaget adalah seorang psikolog Perancis yang terkenal dengan teori perkembangan kognitifnya. Ia percaya bahwa cara berpikir (kognisi) seseorang berkembang melalui tahapan-tahapan yang berbeda, dimulai sejak masa kanak-kanak hingga dewasa.

Teori Piaget telah banyak mempengaruhi pemahaman kita tentang bagaimana anak-anak berpikir dan belajar. Pemahaman ini sangat berguna bagi para orangtua dan pendidik untuk menstimulasi perkembangan kognitif anak seoptimal mungkin.

Skema dan Proses Asimilasi serta Akomodasi

Inti dari teori Piaget adalah gagasan bahwa setiap anak membangun skema mereka sendiri tentang dunia ini. Skema adalah kerangka konseptual atau kognitif yang membantu otak mengatur dan memahami informasi.

Skema kognitif anak

Seiring anak berinteraksi dengan lingkungan, skema ini akan terus berkembang melalui dua proses utama:

Asimilasi

Asimilasi terjadi saat anak mengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Misalnya, ketika pertama kali melihat kucing, anak akan mengasimilasikannya ke dalam skema “binatang berbulu” yang sudah dimiliki sebelumnya.

Akomodasi

Akomodasi terjadi saat anak menyesuaikan skema lama atau membentuk skema baru untuk mengakomodasi informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Contohnya, saat mengetahui bahwa kucing bersifat jinak dan bisa dipelihara, anak akan membentuk skema baru khusus tentang kucing.

Kedua proses ini akan terus menerus terjadi, membuat skema anak semakin kompleks dan mirip dengan realitas objektif. Inilah yang disebut adaptasi intelektual.

Baca Juga!  Steward: Profesi Penting di Industri Penerbangan

Pencapaian Keseimbangan Melalui Asimilasi dan Akomodasi

Menurut Piaget, perkembangan kognitif didorong oleh kebutuhan alami anak untuk mencapai keseimbangan (equilibrium) antara skema yang dimiliki dengan pengalaman baru yang dihadapi.

Ketika pengalaman baru konsisten dengan skema yang ada, maka terjadi asimilasi dan keseimbangan tercapai. Namun jika pengalaman baru bertentangan, akan terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium) yang memicu proses akomodasi guna mencapai keseimbangan yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, interaksi antara asimilasi dan akomodasi inilah yang mendorong perkembangan kognitif anak.

ProsesDeskripsiContoh
AsimilasiMengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang sudah adaMengategorikan kucing sebagai binatang berbulu
AkomodasiMenyesuaikan atau membentuk skema baruMembentuk skema baru tentang kucing sebagai hewan peliharaan

Tahapan Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Piaget membagi rentang perkembangan kognitif menjadi 4 tahap utama:

1. Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini bayi hanya memiliki skema refleks sederhana dan belum memiliki konsep permanen tentang objek. Misalnya jika mainan dikeluarkan dari pandangan, maka bayi menganggap mainan tersebut “hilang” karena belum memiliki konsep objek permanen.

2. Praoperasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini anak sudah bisa berpikir secara simbolis dan menggunakan bahasa untuk mewakili objek, meskipun masih bersifat egosentris dan intuitif. Misalnya, anak sudah paham konsep permanensi objek, tapi belum bisa berpikir secara logis dan melihat dari perspektif orang lain.

3. Operasional Konkret (7-11 tahun)

Anak sudah mampu berpikir secara logis mengenai objek dan peristiwa konkret, meskipun masih kesulitan memahami konsep abstrak atau hipotetis. Misalnya, anak sudah paham prinsip penambahan/pengurangan, tetapi belum paham konsep kekekalan volume air.

4. Operasional Formal (11 tahun ke atas)

Ini adalah tahap berpikir dewasa di mana remaja sudah mampu bernalar secara abstrak menggunakan logika hipotetis-deduktif layaknya ilmuwan. Misalnya, remaja sudah bisa memecahkan masalah dengan merumuskan hipotesis dan mengujinya secara sistematis.

Baca Juga!  Teori dan Konsep Penegakan HAM di Era Globalisasi
Tahap perkembangan kognitif Piaget

Pemahaman mengenai tahapan ini sangat penting bagi pendidik agar dapat memberikan stimulasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi anak didik.

Kritik dan Dukungan Terhadap Teori Piaget

Meski demikian, teori Piaget juga tidak luput dari sejumlah kritik, di antaranya:

  • Terlalu menekankan peran individu sehingga mengabaikan peran lingkungan dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif
  • Usia peralihan antar tahap terlalu kaku, padahal sebenarnya lebih fleksibel
  • Memandang perkembangan kognitif terlalu unilinear dan mengikuti urutan yang tetap

Namun secara keseluruhan, gagasan inti Piaget mengenai skema, asimilasi-akomodasi, serta pencapaian keseimbangan melalui tahapan tetap dianggap relevan hingga kini. Teorinya telah banyak disempurnakan oleh psikolog lain seperti Vygotsky dan Bruner.

Demikian artikel singkat mengenai teori kognitif Piaget. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *