Teori Dramaturgi dalam Kehidupan Sehari-hari: Sebuah Pandangan dari Sudut Mahasiswa

Dalima Puspita

Teori Dramaturgi dalam Kehidupan Sehari-hari

Teori Dramaturgi dalam Kehidupan Sehari-hari – Sebagai mahasiswa di Universitas Terbuka, saya pernah mengalami situasi yang mungkin sering dialami oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya, yaitu ujian akhir semester. Namun, perbedaan terletak pada cara saya memahami dan menerapkan teori dramaturgi menurut Erving Goffman dalam situasi tersebut.

Teori dramaturgi menggambarkan interaksi sosial sebagai sebuah drama atau pertunjukan teater di mana setiap individu berperan sebagai seorang aktor yang berusaha untuk mempertahankan citra diri di depan orang lain. Dalam artikel ini, saya akan berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana saya memahami dan menerapkan konsep dramaturgi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya ketika menghadapi ujian akhir semester.

Dasar-dasar Teori Dramaturgi

Dasar-dasar Teori Dramaturgi

Sebelum saya melangkah lebih jauh ke pengalaman pribadi saya, mari kita pahami dasar-dasar teori dramaturgi. Erving Goffman adalah sosiolog asal Kanada yang dikenal dengan konsep dramaturgi. Teori ini berfokus pada cara individu memainkan peran mereka dalam kehidupan sehari-hari, mirip dengan seorang aktor di atas panggung teater.

Frontstage dan Backstage

Salah satu konsep sentral dalam teori dramaturgi adalah pembagian peran individu menjadi dua sisi: frontstage dan backstage.

  • Frontstage: Merupakan sisi publik di mana individu berinteraksi dengan orang lain. Di sini, individu berperan dan mencoba mempertahankan citra diri yang diharapkan oleh orang lain. Ini adalah tempat di mana pertunjukan sosial terjadi.
  • Backstage: Merupakan sisi pribadi di mana individu dapat menjadi diri mereka sendiri tanpa harus mempertahankan citra tertentu. Di sini, mereka dapat melepaskan peran dan bersikap lebih alami.
Baca Juga!
Pentingnya Etika dalam Dunia Perkuliahan: Membangun Karakter Beserta Contohnya

Dalam konteks teori dramaturgi, frontstage adalah panggung di mana pertunjukan sosial terjadi, sementara backstage adalah ruang di belakang panggung di mana persiapan dan refleksi berlangsung. Bagaimana konsep ini relevan dalam kehidupan sehari-hari? Mari kita lihat pengalaman saya saat menghadapi ujian akhir semester.

Pengalaman di Frontstage: Ujian Akhir Semester

Ujian akhir semester adalah momen penting dalam kehidupan seorang mahasiswa. Saat itulah kita diuji atas pengetahuan dan pemahaman kita dalam mata kuliah yang telah kita pelajari selama satu semester. Namun, selain aspek akademis, ujian akhir semester juga menciptakan panggung di mana kita harus memainkan peran sebagai mahasiswa yang serius dan kompeten.

Expression Given

Dalam teori dramaturgi, terdapat konsep expression given, yaitu bagaimana individu memberikan ekspresi wajah atau tindakan yang sesuai dengan peran yang sedang dimainkan. Ketika saya menghadapi ujian akhir semester, saya sadar bahwa ekspresi yang saya berikan sangat penting. Saya berusaha untuk memberikan ekspresi wajah yang serius dan fokus ketika mengerjakan soal ujian. Saya ingin terlihat sebagai mahasiswa yang serius dalam belajar dan siap menghadapi ujian.

Impression Management Performance

Selain expression given, konsep impression management performance juga terkait erat dengan pengalaman saya dalam ujian. Saya berusaha untuk mempertahankan citra diri sebagai mahasiswa yang rajin dan pintar. Ini berarti saya harus menjawab soal ujian dengan baik dan menunjukkan pengetahuan yang saya miliki. Saya menyadari bahwa apa yang saya tunjukkan dalam ujian akan memengaruhi bagaimana dosen dan teman-teman sekelas melihat saya.

Frontstage vs. Backstage

Frontstage dalam konteks ujian adalah saat saya berada di depan dosen dan teman-teman sekelas. Di sini, saya berperan sebagai mahasiswa yang serius dan fokus dalam mengerjakan soal ujian. Saya sadar bahwa saya sedang dalam “pertunjukan” dan harus mempertahankan citra diri tersebut.

Baca Juga!
Mengatasi 5 Faktor Penghambatan Utama Diselenggarakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)

Namun, sebelum ujian dimulai, ada saat-saat ketika saya berada di “backstage.” Ini adalah waktu di mana saya dapat bersantai sejenak, berbicara dengan teman-teman sekelas, dan mencoba mengurangi rasa tegang dan cemas yang saya rasakan. Ini adalah saat di mana saya dapat menjadi diri saya sendiri, tanpa harus memainkan peran sebagai mahasiswa yang serius.

Expression Given Off: Kecemasan di Balik Fasad

https://tse1.mm.bing.net/th?q=Expression Given Off: Kecemasan di Balik Fasad

Meskipun saya berusaha untuk memberikan kesan serius dan fokus dalam ujian, ada saat-saat di mana ekspresi wajah saya mengungkapkan sedikit tegang. Konsep expression given off dalam teori dramaturgi mengacu pada ekspresi yang sebenarnya yang mungkin berbeda dari ekspresi yang kita coba tampilkan.

Pada beberapa titik selama ujian, saya menemukan soal yang sulit dan perasaan cemas mulai muncul. Meskipun saya berusaha untuk tetap terlihat tenang dan fokus, ekspresi wajah saya mungkin mengungkapkan ketegangan tersebut. Saya menyadari bahwa meskipun kita berusaha untuk memainkan peran tertentu, perasaan dan emosi sejati tidak selalu dapat disembunyikan sepenuhnya.

Kesimpulan

Pengalaman saya menghadapi ujian akhir semester sebagai seorang mahasiswa Universitas Terbuka memberikan sudut pandang yang menarik tentang bagaimana teori dramaturgi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep frontstage dan backstage, expression given, impression management performance, serta expression given off, semuanya relevan dalam konteks ini. Saya belajar bahwa ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita sering memainkan peran tertentu untuk mempertahankan citra diri yang diharapkan. Namun, kita juga manusia dengan perasaan dan emosi yang sebenarnya.

Pemahaman tentang teori dramaturgi dapat membantu kita lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan orang lain dan memahami bahwa di balik fasad frontstage, ada sisi pribadi yang merupakan bagian alami dari diri kita. Sebagai mahasiswa, saya menyadari bahwa ujian akhir semester adalah salah satu panggung tempat kita memainkan peran sebagai mahasiswa yang serius, namun perasaan cemas dan tegang juga merupakan bagian dari proses itu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua adalah aktor dalam drama sosial ini, dan pengertian akan konsep dramaturgi dapat membantu kita menjalani pertunjukan dengan lebih bijaksana.

Baca Juga!
5 Faktor Memilih Metode Mengajar Pada Proses Pembelajaran yang Perlu Diperhatikan

Also Read

Bagikan:

Dalima Puspita

Delima Puspita adalah lulusan sarjana sistem informasi yang memiliki keahlian dalam bidang teknologi. Selain itu, Delima juga memiliki hobi menulis dan bermain bola.

Tags

Tinggalkan komentar