Mengenal Teori Bloom: Landasan Pendidikan yang Membentuk Tujuan Pembelajaran

Dalima Puspita

Teori Bloom

Pendidikan adalah salah satu fondasi utama dalam perkembangan masyarakat dan individu. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, berbagai teori dan model pembelajaran telah dikembangkan. Salah satu teori terkenal yang berfokus pada tujuan pembelajaran adalah Teori Bloom. Teori ini adalah taksonomi atau hierarki tujuan pembelajaran yang diadaptasi dari karya seorang tokoh psikolog pendidikan terkemuka, yaitu Benjamin Bloom.

Teori Bloom mengkategorikan tujuan pendidikan ke dalam tiga ranah utama, masing-masing dengan hierarki yang mencerminkan tingkat kompleksitas perilaku siswa. Artikel ini akan menguraikan lebih lanjut tentang Teori Bloom dan bagaimana hal ini menjadi landasan penting dalam dunia pendidikan.

Teori Bloom: Asal-Usul dan Konsep Dasar

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang Teori Bloom, penting untuk memahami latar belakang dan konsep dasarnya. Teori Bloom diperkenalkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 melalui bukunya yang berjudul “Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals” (Taksonomi Tujuan Pendidikan: Klasifikasi Tujuan Pendidikan). Teori ini mengacu pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.

Taksonomi atau hierarki dalam Teori Bloom adalah pengelompokan tujuan pembelajaran ke dalam tiga domain utama, yaitu:

  1. Ranah Kognitif: Ini mencakup tujuan yang berfokus pada aspek intelektual siswa, seperti pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
  2. Ranah Afektif: Ranah ini berkaitan dengan perkembangan perasaan, sikap, nilai, emosi, dan karakter siswa. Hierarki ranah afektif meliputi penerimaan, menanggapi, penilaian, organisasi, dan karakteristik.
  3. Ranah Psikomotorik: Ini mencakup tujuan yang menekankan aspek keterampilan motorik siswa, seperti meniru, memanipulasi, pengalamiahan, artikulasi, penyesuaian pola gerak, dan kreativitas.
Baca Juga!
3 Perbedaan Antara Klasifikasi dan Analisis dalam Ilmu Pengetahuan Logika

Setiap ranah memiliki hierarki yang menunjukkan tingkat kompleksitas perilaku siswa yang diharapkan. Dengan kata lain, hierarki ini mencerminkan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam masing-masing ranah.

Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah domain pertama dalam Teori Bloom. Ini adalah ranah yang paling sering diasosiasikan dengan pembelajaran intelektual. Ranah kognitif ini terdiri dari enam tingkat yang berurutan berdasarkan tingkat kompleksitas perilaku siswa:

  1. Pengetahuan (Knowledge): Tingkat ini mencakup kemampuan siswa untuk mengingat atau mengenali fakta-fakta tertentu, prinsip-prinsip dasar, atau konsep-konsep yang diberikan. Contoh aktivitas dalam tingkat pengetahuan adalah mengingat data, fakta, atau informasi dasar.
  2. Pemahaman (Comprehension): Pada tingkat ini, siswa dapat memahami dan menginterpretasikan informasi yang mereka terima. Ini melibatkan kemampuan siswa untuk menjelaskan, menyimpulkan, atau menggambarkan konsep atau ide yang telah dipelajari.
  3. Penerapan (Application): Tingkat ini melibatkan kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan atau konsep yang telah mereka pelajari dalam situasi yang berbeda atau dalam konteks praktis. Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam situasi nyata.
  4. Analisis (Analysis): Siswa pada tingkat ini dapat menganalisis informasi atau materi dengan cara memecahnya menjadi unsur-unsur yang lebih kecil. Mereka dapat mengidentifikasi pola, hubungan, atau perbedaan dalam informasi yang mereka hadapi.
  5. Sintesis (Synthesis): Tingkat sintesis melibatkan kemampuan siswa untuk mengintegrasikan informasi yang berbeda menjadi suatu keseluruhan yang lebih besar. Mereka dapat menciptakan hubungan atau konsep yang baru berdasarkan informasi yang ada.
  6. Evaluasi (Evaluation): Pada tingkat evaluasi, siswa dapat mengevaluasi informasi atau ide-ide yang mereka terima. Mereka dapat membuat penilaian atau keputusan berdasarkan informasi yang mereka miliki.

Setiap tingkat dalam ranah kognitif mencerminkan kompleksitas tugas dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif mungkin termasuk memahami konsep matematika, menganalisis teks sastra, atau mengevaluasi argumen.

Baca Juga!
Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan di Lingkungan Masyarakat

Ranah Afektif

Ranah Afektif

Ranah afektif adalah domain kedua dalam Teori Bloom. Ranah ini berkaitan dengan perkembangan perasaan, sikap, nilai, emosi, dan karakter siswa. Hierarki ranah afektif meliputi lima kategori yang mencerminkan sejauh mana siswa telah menginternalisasi nilai-nilai dan sikap tertentu:

  1. Penerimaan (Receiving): Pada tingkat ini, siswa hanya mendengarkan atau menerima informasi atau nilai-nilai yang disampaikan tanpa menunjukkan reaksi emosional atau sikap tertentu.
  2. Menanggapi (Responding): Siswa mulai menunjukkan reaksi emosional atau sikap terhadap informasi atau nilai-nilai yang diterima. Mereka mungkin menunjukkan minat atau kesadaran terhadap nilai-nilai tersebut.
  3. Penilaian (Valuing): Pada tingkat ini, siswa mulai menilai nilai-nilai atau sikap-sikap yang mereka terima. Mereka mungkin mengembangkan preferensi dan nilai-nilai pribadi.
  4. Organisasi (Organizing): Siswa mulai mengorganisasi nilai-nilai dan sikap-sikap yang mereka terima menjadi suatu kerangka referensi yang lebih terstruktur. Mereka mungkin mengembangkan hierarki nilai-nilai mereka.
  5. Karakteristik (Characterization): Tingkat karakteristik mencerminkan internalisasi nilai-nilai dan sikap-sikap sehingga mereka menjadi bagian dari karakter siswa. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam tindakan dan perilaku mereka sehari-hari.

Ranah afektif mencakup aspek-aspek emosional dan sosial dalam pendidikan. Tujuan pembelajaran dalam ranah afektif dapat mencakup pengembangan karakter, pemahaman etika, atau pengembangan sikap positif terhadap orang lain dan masyarakat.

Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik adalah domain ketiga dalam Teori Bloom. Ini berfokus pada perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik siswa. Hierarki ranah psikomotorik meliputi enam tingkat yang mencerminkan tingkat keterampilan motorik yang diharapkan dari siswa:

  1. Meniru (Imitation): Siswa dapat meniru gerakan atau tindakan yang mereka lihat dilakukan oleh orang lain.
  2. Memanipulasi (Manipulation): Pada tingkat ini, siswa dapat melakukan gerakan atau tindakan sederhana dengan kontrol yang baik.
  3. Pengalamiahan (Precision): Tingkat pengalamiahan melibatkan kemampuan siswa untuk melakukan gerakan atau tindakan dengan presisi dan akurasi tinggi.
  4. Artikulasi (Articulation): Siswa dapat mengkoordinasikan berbagai gerakan motorik untuk mencapai hasil yang kompleks atau halus.
  5. Penyesuaian Pola Gerak (Coordination): Pada tingkat ini, siswa dapat menggabungkan berbagai gerakan motorik untuk mencapai hasil yang kompleks dan terkoordinasi.
  6. Kreativitas (Origination): Siswa mencapai tingkat kreativitas ketika mereka dapat menciptakan gerakan atau tindakan yang unik dan kreatif sesuai dengan situasi atau tujuan yang diberikan.
Baca Juga!
Macam-Macam Proposisi Konjungtif dan Contohnya

Ranah psikomotorik mencakup aspek keterampilan motorik dan fisik dalam pendidikan. Tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotorik mungkin termasuk pengembangan keterampilan menari, bermain musik, atau melakukan aktivitas fisik tertentu.

Penerapan Teori Bloom dalam Pendidikan

Teori Bloom dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tujuan dari penerapan Teori Bloom adalah untuk membantu pendidik dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur. Dengan memahami ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, pendidik dapat merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Penerapan Teori Bloom juga membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektual, emosional, dan keterampilan motorik. Dengan memahami tingkat kompleksitas tugas yang diharapkan, siswa dapat mengukur kemajuan mereka dan merasa lebih termotivasi dalam pembelajaran.

Kesimpulan

Teori Bloom adalah landasan penting dalam dunia pendidikan. Dengan mengkategorikan tujuan pembelajaran ke dalam tiga ranah utama, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, Teori Bloom membantu pendidik dan siswa dalam memahami tingkat kompleksitas tujuan pembelajaran. Ini juga membantu dalam merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dengan demikian, Teori Bloom terus menjadi pedoman dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan perkembangan individu.

Also Read

Bagikan:

Dalima Puspita

Delima Puspita adalah lulusan sarjana sistem informasi yang memiliki keahlian dalam bidang teknologi. Selain itu, Delima juga memiliki hobi menulis dan bermain bola.

Tags

Tinggalkan komentar