Scroll untuk baca artikel
Akuntansi

Memahami Laporan Laba Rugi: Single-Step vs Multi-Step

Avatar
×

Memahami Laporan Laba Rugi: Single-Step vs Multi-Step

Sebarkan artikel ini
Laporan Laba Rugi: Single-Step vs Multi-Step

Hei sobat! Hari ini kita akan membahas tentang laporan laba rugi atau income statement. Nah, laporan ini merupakan salah satu laporan keuangan utama yang wajib disusun oleh setiap perusahaan. Laporan laba rugi memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun.

Tapi tahukah kamu bahwa ada dua format yang umum digunakan dalam menyajikan laporan laba rugi? Yap, kita kenal dengan istilah single-step income statement dan multiple-step (multi-step) income statement. Kedua format ini memiliki perbedaan dalam hal detail informasi yang disajikan. Jadi, mana yang lebih baik? Itu tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas bisnis kamu.

Single-Step Income Statement: Simpel tapi Efektif

Single-step income statement merupakan format laporan laba rugi yang paling sederhana. Dalam format ini, semua pendapatan dikelompokkan menjadi satu bagian, dan semua beban dikelompokkan menjadi satu bagian lainnya. Kemudian, laba bersih dihitung dengan mengurangkan total beban dari total pendapatan. Gampang kan?

Rumusnya seperti ini:

Laba Bersih = Total Pendapatan - Total Beban

Contohnya, misalkan kamu punya toko online yang menjual aksesoris handphone. Laporan laba rugi single-step kamu mungkin akan terlihat seperti ini:

Pendapatan:
  Penjualan                    $50.000
Total Pendapatan                $50.000

Beban:
  Beban Penjualan               $8.000  
  Beban Administrasi             $7.000
  Beban Lain-lain                $5.000
Total Beban                     $20.000
                               ----------
Laba Bersih                     $30.000

Sederhana bukan? Single-step income statement cocok untuk usaha kecil atau operasi yang tidak terlalu kompleks, karena formatnya yang ringkas dan mudah dipahami.

Multiple-Step Income Statement: Lebih Detil, Lebih Baik

Nah, kalau kamu punya bisnis yang lebih besar dan kompleks, mungkin kamu butuh informasi yang lebih rinci tentang kinerja keuangan perusahaan. Di sinilah multiple-step income statement berperan.

Baca Juga!  Aktiva Tidak Berwujud: Aset Tak Kasat Mata yang Bernilai Tinggi

Multiple-step income statement menyajikan informasi laba rugi secara lebih terperinci dengan memisahkan pendapatan dan beban ke dalam beberapa kategori. Umumnya terdiri dari tiga bagian utama:

  1. Laba Kotor (Gross Profit): Selisih antara pendapatan dan harga pokok penjualan.
  2. Laba Operasional (Operating Income): Laba kotor dikurangi dengan beban operasional seperti beban penjualan dan administrasi.
  3. Laba Bersih (Net Income): Laba operasional ditambah/dikurangi dengan pendapatan/beban lain-lain, lalu dikurangi pajak.

Rumusnya seperti ini:

Laba Kotor = Pendapatan - Harga Pokok Penjualan
Laba Operasional = Laba Kotor - Beban Operasional 
Laba Bersih = Laba Operasional + Pendapatan/Beban Lain-lain - Pajak

Contohnya, misalkan kamu punya perusahaan manufaktur yang memproduksi peralatan rumah tangga. Laporan laba rugi multiple-step kamu mungkin akan terlihat seperti ini:

Pendapatan                      $8.000.000
Harga Pokok Penjualan            $4.000.000
Laba Kotor                       $4.000.000

Beban Operasional:
  Beban Penjualan                $1.000.000
  Beban Administrasi              $800.000
Total Beban Operasional          $1.800.000
Laba Operasional                 $2.200.000

Pendapatan/Beban Lain-lain:
  Pendapatan Bunga                $100.000
  Beban Bunga                    ($200.000)
Laba Sebelum Pajak               $2.100.000
Pajak Penghasilan                ($420.000)
Laba Bersih                      $1.680.000

Dengan format multiple-step, kamu bisa melihat secara jelas berapa laba kotor yang dihasilkan dari penjualan, berapa beban operasional yang dikeluarkan, dan bagaimana pendapatan/beban lain-lain serta pajak mempengaruhi laba bersih perusahaan.

Kapan Menggunakan Single-Step atau Multiple-Step?

Nah, sekarang kamu mungkin bertanya-tanya, kapan sebaiknya menggunakan single-step dan kapan menggunakan multiple-step income statement? Berikut panduan singkatnya:

Single-Step Income Statement:

  • Cocok untuk usaha kecil atau operasi sederhana
  • Format yang ringkas dan mudah dipahami
  • Cukup memberikan gambaran umum tentang laba bersih

Multiple-Step Income Statement:

  • Lebih sesuai untuk perusahaan besar dan kompleks
  • Memberikan informasi yang lebih rinci tentang kinerja operasional dan non-operasional
  • Membantu menganalisis profitabilitas dan efisiensi perusahaan secara lebih mendalam

Jadi, jika kamu hanya butuh informasi laba bersih secara garis besar, single-step income statement sudah cukup. Tapi jika kamu ingin melihat lebih detail tentang kontribusi setiap komponen pendapatan dan beban terhadap laba bersih, multiple-step income statement adalah pilihannya.

Baca Juga!  Mengapa Perusahaan Melakukan Perubahan Akuntansi untuk Perataan Laba?

“Semakin detail informasi yang disajikan, semakin baik pula analisis yang dapat dilakukan.” – Warren Buffett

Contoh Kasus: Toko Roti Artisan

Untuk memperjelas perbedaan antara single-step dan multiple-step income statement, mari kita ambil contoh kasus sebuah toko roti artisan bernama “Bread Boutique”.

Berikut adalah laporan laba rugi single-step untuk Bread Boutique pada tahun 2023:

KeteranganJumlah
Pendapatan
Penjualan Roti$500.000
Total Pendapatan$500.000
Beban
Bahan Baku$150.000
Gaji Karyawan$120.000
Sewa Toko$60.000
Utilitas$20.000
Pemasaran$15.000
Beban Lain-lain$10.000
Total Beban$375.000
Laba Bersih$125.000

Dari laporan single-step di atas, kita bisa melihat bahwa Bread Boutique memperoleh laba bersih sebesar $125.000 pada tahun 2023. Namun, kita tidak bisa melihat secara detail berapa kontribusi laba kotor dari penjualan roti dan berapa beban operasional yang dikeluarkan.

Nah, berikut adalah laporan laba rugi multiple-step untuk Bread Boutique pada tahun yang sama:

KeteranganJumlah
Pendapatan
Penjualan Roti$500.000
Harga Pokok Penjualan
Bahan Baku$150.000
Laba Kotor$350.000
Beban Operasional
Gaji Karyawan$120.000
Sewa Toko$60.000
Utilitas$20.000
Pemasaran$15.000
Beban Lain-lain$10.000
Total Beban Operasional$225.000
Laba Operasional$125.000
Laba Bersih$125.000

Dari laporan multiple-step di atas, kita bisa melihat bahwa Bread Boutique memperoleh laba kotor sebesar $350.000 dari penjualan roti. Setelah dikurangi dengan beban operasional sebesar $225.000, diperoleh laba operasional dan sekaligus laba bersih sebesar $125.000.

Dengan format multiple-step, kita bisa menganalisis lebih dalam, misalnya:

  • Laba kotor sebesar $350.000 menunjukkan bahwa margin laba kotor Bread Boutique cukup besar (70% dari pendapatan).
  • Beban operasional terbesar adalah gaji karyawan ($120.000), diikuti sewa toko ($60.000).
  • Jika ingin meningkatkan laba bersih, Bread Boutique bisa mencoba mengurangi beban operasional, misalnya dengan menekan biaya sewa atau meningkatkan efisiensi tenaga kerja.

Jadi, dengan multiple-step income statement, kita bisa melakukan analisis yang lebih mendalam tentang kinerja keuangan Bread Boutique dan mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki.

Kesimpulan

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang single-step dan multiple-step income statement. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas bisnis kamu.

Single-step income statement lebih sederhana dan cocok untuk usaha kecil, sedangkan multiple-step income statement lebih komprehensif dan sesuai untuk perusahaan besar yang membutuhkan analisis laba rugi yang lebih rinci.

Pada akhirnya, yang terpenting adalah memilih format yang paling sesuai dengan kebutuhan kamu dan memahami informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi. Dengan demikian, kamu bisa mengambil keputusan bisnis yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan usaha kamu.

Oh iya, jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut tentang laporan keuangan lainnya seperti neraca dan laporan arus kas, kamu bisa mengunjungi situs-situs seperti Investopedia atau edukasi keuangan lainnya. Semoga membantu ya!

Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *