Silat Cingkrik merupakan salah satu aliran silat khas Betawi yang berkembang sejak awal abad ke-20. Aliran ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pendekar bernama Ki Maing di daerah Rawa Belong, Jakarta Barat.
Asal Mula Silat Cingkrik
Menurut cerita yang berkembang, Ki Maing awalnya mempelajari ilmu silat dengan mengamati gerakan seekor monyet di hutan. Suatu hari Ki Maing memberikan tongkatnya pada monyet tersebut. Ketika Ki Maing mencoba merebut kembali tongkatnya, si monyet menghindar dengan lincah dan balik menyerang dengan cepat. Gerakan menyerang dan menghindar yang gesit dan lincah inilah yang kemudian menginspirasi Ki Maing untuk menciptakan jurus-jurus dalam silat Cingkrik.
Kata “cingkrik” sendiri dalam bahasa Betawi memiliki arti gerakan yang lincah, gesit, dan lentur menyerupai lompatan kera atau monyet. Itulah sebabnya aliran silat ini diberi nama Cingkrik.
Perkembangan Menjadi Dua Aliran
Ki Maing kemudian menurunkan ilmu silat Cingkrik ini kepada tiga orang murid utamanya, yaitu Ki Saari, Ki Ajid, dan Ki Ali. Dari ketiga murid inilah silat Cingkrik mulai berkembang dan menyebar ke berbagai daerah di Jakarta.
Seiring perkembangannya, Silat Cingkrik terbagi menjadi dua aliran yakni Aliran Cingkrik Sinan dan Aliran Cingkrik Goning. Kedua aliran ini dinamai berdasarkan nama penerusnya masing-masing.
Aliran Cingkrik Sinan diperkirakan diciptakan oleh seorang murid Ki Maing yang bernama Sinan. Sayangnya tidak banyak informasi mengenai asal usul pasti aliran ini.
Sementara itu, Aliran Cingkrik Goning diciptakan oleh Ki Goning, yang merupakan murid dari Ki Ali atau Bambang Sudrajat. Ki Goning bernama asli Ainin bin Urim, lahir pada 1895 dan wafat pada 1975.
Ciri Khas Aliran Cingkrik
Meski terbagi menjadi dua aliran, Silat Cingkrik secara umum memiliki ciri khas utama, yaitu gerakan yang gesit, lincah, dan lentur menyerupai gerakan monyet.
Aliran ini sangat mengandalkan kelenturan dan kecepatan dalam teknik bertarungnya. Jurus-jurus silat Cingkrik umumnya menitikberatkan pada gerak menyerang dan menghindar secara cepat.
12 Jurus Dasar Cingkrik
Secara garis besar, Silat Cingkrik memiliki 12 jurus dasar, yaitu:
- Keset Bacok
- Keset Gedor
- Cingkrik
- Langkah 3
- Langkah 4
- Buka Satu
- Saup
- Macan
- Tiktuk
- Singa
- Lokbe
- Longok
Selain 12 jurus dasar di atas, Silat Cingkrik juga memiliki 3 jurus sambut, yaitu Sambut 7 Muka, Sambut Gulung, dan Sambut Detik/Habis.
Perbedaan Dua Aliran Cingkrik
Meski sama-sama berasal dari Silat Cingkrik yang diciptakan Ki Maing, aliran Goning dan Sinan memiliki sedikit perbedaan dalam gerakan dan langkahnya.
- Aliran Cingkrik Sinan menggunakan langkah dan gerakan yang pendek-pendek. Kuda-kuda dan gerakan tangannya juga tidak terlalu lebar.
- Aliran Cingkrik Goning mengutamakan langkah dan gerakan yang melebar. Kuda-kuda dan gerakan tangannya juga lebih lebar.
- Ciri khas Cingkrik Goning adalah pada gerakan monyetnya yang gesit dan lincah. Aliran ini memiliki 80 teknik bantingan.
- Prinsip utama Cingkrik Goning adalah mengendalikan diri, emosi, pikiran dan tindakan. Tindakan harus dikendalikan setelah menguasai emosi dan pikiran terlebih dahulu.
Mengenal Tokoh-tokoh Cingkrik
Berikut ini adalah beberapa tokoh penting dalam perkembangan aliran Silat Cingkrik:
1. Ki Maing
Ki Maing atau Ismail bin Muayad adalah tokoh yang menciptakan Silat Cingkrik pada sekitar tahun 1920an. Ia berasal dari daerah Rawa Belong, Jakarta Barat. Ki Maing disebut-sebut sebagai pesilat yang sangat menguasai ilmu beladiri Cingkrik.
2. Ki Goning
Ki Goning lahir dengan nama Ainin bin Urim pada 1895. Ia adalah murid dari Ki Ali, salah satu murid utama Ki Maing. Ki Goning-lah yang menciptakan aliran Cingkrik Goning dengan ciri khas gerakan monyetnya yang gesit dan lincah. Ia wafat pada usia 80 tahun di tahun 1975.
3. Bambang Sudrajat
Bambang Sudrajat saat ini dikenal sebagai penerus utama ilmu Silat Cingkrik Goning. Ia sering memperagakan kemampuan Cingkrik Goning dalam pertunjukan seni bela diri di berbagai acara. Bambang Sudrajat juga rutin melatih para murid di Markas Besar Pencak Silat TMII, Jakarta.
4. Bang Bachtiar
Bang Bachtiar adalah salah satu tokoh Cingkrik Sinan yang masih eksis sampai sekarang. Ia aktif melestarikan dan mengembangkan Silat Cingkrik Sinan yang berpusat di daerah Rawa Belong, Jakarta Barat. Bang Bachtiar dikenal sebagai pesilat Cingkrik Sinan yang handal.
Perguruan Silat Cingkrik di Jakarta
Saat ini terdapat beberapa perguruan silat di Jabodetabek yang masih rutin mengajarkan ilmu Silat Cingkrik, di antaranya:
1. Perguruan Silat Cingkrik Ashma
Berlokasi di daerah Tangerang, Banten. Perguruan ini mengajarkan jurus-jurus Silat Cingkrik baik untuk pemula maupun tingkat lanjut.
2. Perguruan Silat Cingkrik Lengkong
Perguruan silat di bawah asuhan Alm. Agus Salim ini berada di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Selain fokus pada jurus Cingkrik, perguruan ini juga mengajarkan jurus silat Betawi lainnya.
3. Sanggar Seni Budaya Betawi TMII
Di sanggar seni ini, pengunjung dapat belajar gerakan dasar Pencak Silat khas Betawi, termasuk jurus-jurus Cingkrik. Sanggar ini rutin menampilkan atraksi Silat Cingkrik dalam pertunjukan kebudayaan.
4. Komunitas Pecinta Budaya Betawi
Komunitas yang beranggotakan para pecinta budaya Betawi ini sering menggelar demo Silat Cingkrik dalam berbagai acara di Jakarta. Mereka melestarikan Cingkrik sebagai warisan budaya asli Betawi.
Itulah informasi lengkap mengenai asal-usul, sejarah, ciri khas, tokoh, dan perguruan Silat Cingkrik yang masih eksis hingga saat ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang kekayaan beladiri khas Indonesia.