Anda baru saja ditugaskan menjadi seorang Kepala Sekolah Dasar di salah satu kabupaten dalam provinsi Anda. Anda sangat antusias dengan kesempatan ini. Lewat penyelidikan mandiri, Anda tahu bahwa Anda akan menghadapi beberapa tantangan di sekolah tersebut. Salah satu yang terlihat langsung adalah soal sampah. Sampah di sekolah ini berceceran di mana-mana meskipun tong sampah telah tersedia dan menurut Anda jumlahnya sudah mencukupi serta lokasi penempatannya pun sudah cukup strategis. Anda kemudian membuat rencana untuk membantu sekolah menyelesaikan tantangan ini. Dari daftar tindakan di bawah ini, manakah yang menjadi tindakan pertama dalam rencana Anda?
A. Mengumpulkan data otentik yang menunjukkan sampah ini adalah masalah
B. Membuat poster-poster jaga kebersihan dan larangan membuang sampah sembarangan
C. Membuat peraturan dan kebijakan berkaitan dengan persoalan sampah
D. Meminta pendapat guru-guru untuk menemukan jalan keluar permasalahan sampah
E. Mengajak murid-murid memunguti sampah-sampah bersama anda
Sebagai seorang Kepala Sekolah Dasar yang baru, Anda dihadapkan dengan masalah sampah yang berserakan di sekolah meskipun tempat sampah sudah tersedia dan strategis. Dalam situasi ini, langkah pertama yang paling tepat adalah mengumpulkan data otentik yang menunjukkan bahwa sampah adalah masalah (Pilihan A).
Mengumpulkan data otentik sangat penting karena:
- Memahami Skala Masalah: Dengan data yang akurat, Anda dapat memahami seberapa besar masalah sampah di sekolah dan di area mana saja masalah ini paling sering terjadi. Ini akan membantu dalam merencanakan langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
- Mendukung Keputusan dengan Fakta: Data otentik memberikan dasar yang kuat untuk membuat kebijakan atau aturan baru. Ini juga memudahkan dalam mendapatkan dukungan dari guru, siswa, dan orang tua karena keputusan Anda didasarkan pada bukti nyata.
- Mengidentifikasi Penyebab Utama: Dengan data yang tepat, Anda dapat mengidentifikasi penyebab utama dari masalah sampah ini. Apakah karena kurangnya kesadaran siswa, atau mungkin karena tempat sampah yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Setelah data terkumpul dan dianalisis, Anda dapat melanjutkan dengan langkah-langkah lain seperti membuat kebijakan baru, mengadakan kampanye kesadaran, atau melibatkan siswa dan guru dalam program kebersihan yang lebih terstruktur[1][2][3].
Citations:
[1] https://kumparan.com/tips-dan-trik/4-cara-mengurangi-sampah-plastik-di-sekolah-untuk-menjaga-lingkungan-21EO7RwyZYh
[2] https://sman1sleman.sch.id/mendaur-ulang-sampah-untuk-menciptakan-lingkungan-sekolah-yang-bersih/
[3] https://kumparan.com/tips-dan-trik/5-cara-menjaga-lingkungan-sekolah-supaya-tertib-212574UxMgw
[4] https://www.rinso.com/id/sustainability/8-aksi-si-kecil-untuk-kurangi-dampak-sampah-plastik-di-sekolah.html
[5] http://web.smandamlg.com/read/368/sman-2-malang-sebagai-sekolah-adiwiyata-mandiri-menginspirasi-dengan-program-pengolahan-sampah-berkelanjutan
[6] https://smpn1kersamanah.sch.id/?blog=penanggulangan-sampah-di-sekolah
[7] https://www.kompasiana.com/coretanabhe.blogspot.com/5519c8e4a33311d01bb65947/strategi-mewujudkan-lingkungan-sekolah-bersih
[8] https://www.nawasis.org/perkimpedia/wiki/revolusi-mental-melalui-kurassaki-kurangi-sampah-sekolah-kita-di-kabupaten-tangerang/11