Scroll untuk baca artikel
Manajemen

Perbedaan Skala Likert Dan Skala Semantic Differential

Avatar
×

Perbedaan Skala Likert Dan Skala Semantic Differential

Sebarkan artikel ini
Perbedaan Skala Likert Dan Skala Semantic Differential

Hai teman-teman! Dalam penelitian survei, kita sering menemukan istilah “skala Likert” dan “skala semantic differential”. Nah, kali ini kita akan membahas perbedaan antara kedua skala ini. Yuk, simak penjelasannya!

Apa itu Skala Likert?

Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap suatu pernyataan atau objek tertentu. Skala ini dinamakan sesuai dengan nama penciptanya, Rensis Likert, seorang ahli psikologi dari Amerika Serikat.

Dalam skala Likert, responden diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia, seperti:

  • Sangat Setuju
  • Setuju
  • Netral
  • Tidak Setuju
  • Sangat Tidak Setuju

Contoh pernyataan dalam skala Likert:

“Saya merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh perusahaan ini.”

Responden kemudian memilih salah satu dari pilihan jawaban di atas untuk mengekspresikan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan tersebut.

“Skala Likert adalah salah satu bentuk skala yang dilakukan untuk mengumpulkan data demi mengetahui atau mengukur data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.”

Apa itu Skala Semantic Differential?

Skala semantic differential adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi atau sikap responden terhadap suatu objek atau konsep dengan menggunakan pasangan kata sifat yang berlawanan (bipolar adjectives).

Dalam skala ini, responden diminta untuk memilih posisi mereka pada skala yang menghubungkan dua kata sifat yang berlawanan tersebut. Misalnya:

Layanan perusahaan ini:
Buruk _ _ _ _ __ Baik

Responden akan memilih posisi mereka pada skala tersebut, yang menggambarkan persepsi atau sikap mereka terhadap layanan perusahaan yang dimaksud.

Perbedaan Utama antara Skala Likert dan Semantic Differential

1. Jenis Pernyataan

  • Skala Likert menggunakan pernyataan yang meminta responden untuk menyatakan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan.
  • Skala semantic differential menggunakan pasangan kata sifat yang berlawanan.

2. Pengukuran

  • Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap pernyataan.
  • Skala semantic differential mengukur persepsi atau sikap responden terhadap suatu objek atau konsep.

3. Interpretasi

  • Hasil dari skala Likert dapat diinterpretasikan sebagai tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan.
  • Hasil dari skala semantic differential dapat diinterpretasikan sebagai persepsi atau sikap responden terhadap objek atau konsep yang diukur.

Contoh Penggunaan Skala Likert dalam Penelitian

Berikut adalah contoh pertanyaan skala Likert dalam penelitian ilmiah:

NoPertanyaanSSSRTSSTS
1Selama ini sistem informasi akuntansi yang saya gunakan terintegrasi dengan unit lain dalam menjalankan tugas saya.

Responden diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia (SS, S, R, TS, STS) untuk mengekspresikan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan tersebut.

Kapan Menggunakan Skala Likert atau Semantic Differential?

Pemilihan skala yang tepat bergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang ingin dikumpulkan.

  • Skala Likert lebih cocok digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap suatu pernyataan atau objek.
  • Skala semantic differential lebih cocok digunakan untuk mengukur persepsi atau sikap responden terhadap suatu objek atau konsep.

Misalnya, jika kamu ingin mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan suatu perusahaan, skala Likert akan lebih tepat digunakan. Namun, jika kamu ingin mengetahui persepsi masyarakat terhadap citra suatu merek, skala semantic differential akan lebih sesuai.

Kesimpulan

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai perbedaan antara skala Likert dan skala semantic differential. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga pemilihan skala yang tepat sangat penting dalam penelitian survei.

Jika kamu masih bingung atau memiliki pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya kepada dosen atau teman-teman yang lebih memahami topik ini. Semoga penjelasan di atas dapat membantu kamu dalam memahami perbedaan antara skala Likert dan skala semantic differential.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya! Jangan lupa untuk terus belajar dan mengembangkan diri, ya!

Baca Juga!  Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Organisasi Menurut Whetten

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *