Dalam pengelolaan perusahaan, terutama dalam hubungannya dengan teknologi, Kast & Rosenzweig mengidentifikasi dua sistem manajerial yang berbeda: sistem manajerial mekanik dan sistem manajerial organik. Kedua sistem ini memiliki perbedaan dalam hal pendekatan, struktur, dan cara pengambilan keputusan. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara kedua sistem manajerial tersebut dan memberikan contoh-contoh yang relevan.
Sistem Manajerial Mekanik
Sistem manajerial mekanik memiliki ciri-ciri yang khas. Dalam sistem ini, hierarki yang kuat menjadi fokus utama dalam struktur organisasi. Keputusan diambil oleh manajer puncak dan diterapkan ke bawah. Komunikasi dalam sistem ini lebih formal dan terstruktur, seringkali melalui saluran komunikasi resmi. Pekerjaan dipecah menjadi tugas-tugas yang terdefinisi dengan jelas, dan setiap individu bertanggung jawab atas tugas spesifiknya.
Contoh dari sistem manajerial mekanik adalah perusahaan tradisional dengan struktur hierarki yang kuat. Di perusahaan semacam ini, aturan dan prosedur diikuti secara ketat. Keputusan penting dibuat oleh manajer puncak dan diteruskan ke tingkatan yang lebih rendah dalam organisasi. Hubungan antar anggota tim didasarkan pada otoritas dan kewenangan yang diberikan oleh struktur hierarki. Perusahaan-perusahaan dengan sistem manajerial mekanik cenderung memiliki proses pengambilan keputusan yang lambat dan kurang fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
Sistem Manajerial Organik
Sistem manajerial organik, di sisi lain, memiliki pendekatan yang berbeda dalam pengelolaan perusahaan. Dalam sistem ini, terdapat keterbukaan terhadap perubahan dan inovasi. Keputusan diambil secara terdistribusi di seluruh organisasi, dan setiap anggota tim memiliki tanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Komunikasi dalam sistem manajerial organik lebih fleksibel dan terbuka, memungkinkan aliran informasi yang lebih cepat dan saling bertukar ide.
Dalam sistem manajerial organik, pekerjaan seringkali dilakukan dalam tim lintas-fungsional. Tim ini terdiri dari individu dengan latar belakang dan keterampilan yang berbeda, yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi yang fleksibel memungkinkan adanya kolaborasi dan inovasi yang lebih besar. Sistem manajerial organik mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota organisasi, termasuk dalam proses pengambilan keputusan.
Contoh yang relevan dari sistem manajerial organik adalah startup teknologi. Startup-startup ini seringkali memiliki struktur organisasi yang lebih datar, di mana keputusan dibuat secara kolaboratif oleh tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Budaya kerja yang mendorong kolaborasi, inovasi, dan fleksibilitas menjadi kunci keberhasilan dalam sistem manajerial organik.
Perbedaan dalam Pengelolaan Teknologi
Perbedaan antara sistem manajerial mekanik dan organik sangat relevan dalam konteks pengelolaan teknologi di perusahaan. Dalam sistem manajerial mekanik, pengelolaan teknologi mungkin lebih lambat dan kurang responsif terhadap perubahan. Keputusan terpusat pada manajer puncak, yang mungkin tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi yang sedang berkembang. Sementara itu, dalam sistem manajerial organik, pengelolaan teknologi didasarkan pada kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh anggota organisasi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi baru dan memanfaatkannya sebagai keuntungan kompetitif.
Dalam dunia bisnis yang terus berubah dan berkembang, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan sistem manajerial yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Tidak ada satu sistem yang lebih baik daripada yang lainnya. Pilihan antara sistem manajerial mekanik dan organik harus didasarkan pada karakteristik perusahaan, tujuan, dan lingkungan di mana perusahaan beroperasi.
Dalam kesimpulan, sistem manajerial mekanik dan organik memiliki perbedaan dalam pendekatan, struktur, dan cara pengambilan keputusan. Sistem manajerial mekanik fokus pada hierarki yang kuat, sedangkan sistem manajerial organik lebih terbuka terhadap perubahan dan inovasi. Dalam pengelolaan teknologi, sistem manajerial organik dapat lebih responsif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi baru. Pilihan antara kedua sistem ini harus didasarkan pada kebutuhan dan karakteristik perusahaan.