Kegiatan audit internal seharusnya tidak hanya dianggap sebagai momen mencari-cari kesalahan atau cacat prosedur dalam sebuah perusahaan. Lebih dari itu, seorang auditor internal memiliki tanggung jawab yang luas untuk memberikan evaluasi, solusi, dan rekomendasi yang dapat membantu perusahaan melakukan perbaikan dan meningkatkan operasionalnya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh auditor internal dalam menjalankan tugas audit internal terhadap organisasi, perusahaan, atau institusi yang menjadi fokus auditnya.
1. Mengidentifikasi Risiko
Seorang auditor internal tidak hanya bertugas mengidentifikasi kesalahan atau cacat prosedur, tetapi juga harus mempertimbangkan risiko kecurangan dalam bisnis. Langkah pertama yang perlu diambil adalah melakukan audit atas kontrol di area-area yang memiliki potensi risiko kecurangan. Ini mencakup evaluasi potensi kecurangan dan cara organisasi mengelola risiko tersebut melalui penilaian risiko dan perencanaan audit.
Contoh Praktis:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki proses pengelolaan inventaris yang kompleks. Auditor internal harus fokus pada area ini untuk mengidentifikasi risiko kecurangan, seperti manipulasi stok atau pencurian. Dengan demikian, audit dapat difokuskan pada mitigasi risiko ini dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
2. Memberikan Rekomendasi
Tujuan utama dari audit internal bukan hanya mengungkapkan masalah, tetapi juga memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Auditor internal berperan sebagai agen perubahan internal yang membantu organisasi melakukan pembenahan dari dalam. Sasaran audit lebih bersifat pembenahan selama proses kegiatan berlangsung, sebelum terjadi penyimpangan.
Contoh Praktis:
Dalam audit keuangan, auditor internal dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi proses keuangan atau merancang kontrol internal yang lebih efektif. Rekomendasi ini dirancang untuk membantu perusahaan mencapai tujuan operasionalnya dengan lebih baik.
3. Melakukan Pemantauan
Seiring berjalannya waktu, auditor internal harus melakukan pemantauan terhadap temuan-temuan yang diidentifikasi selama proses audit. Setiap temuan harus dilaporkan agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Proses tindak lanjut ini juga melibatkan penentuan tenggat waktu yang ideal agar temuan masalah dapat dikerjakan oleh pihak yang terlibat.
Contoh Praktis:
Jika selama audit ditemukan kelemahan dalam pengendalian internal terkait manajemen risiko, auditor internal harus memastikan bahwa perusahaan segera mengambil tindakan perbaikan. Pemantauan terus-menerus memastikan bahwa perbaikan dilakukan dengan cepat dan efektif.
4. Mengidentifikasi Peluang Perbaikan
Jika terjadi kecurangan, auditor internal harus dapat memahami bagaimana kontrol telah gagal dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan. Auditor internal juga seharusnya mempertimbangkan kemungkinan kesalahan terjadi kembali, kecurangan, atau ketidakpatuhan di seluruh organisasi, dan menilai kembali biaya asuransi yang dihubungkan dengan manfaat potensialnya.
Contoh Praktis:
Jika terdapat kekurangan dalam sistem pengendalian akses ke data, auditor internal dapat menyarankan implementasi teknologi keamanan baru atau pelatihan yang lebih intensif bagi karyawan. Identifikasi peluang perbaikan membantu organisasi untuk tidak hanya memperbaiki masalah saat ini tetapi juga mencegahnya terulang di masa depan.
5. Menjaga Integritas
Selain memenuhi standar audit, auditor internal juga diwajibkan untuk menjaga integritas. Hal ini diatur dalam kode etik auditor yang mengatur perilaku selama melaksanakan audit. Prinsip-prinsip etika mencakup menjaga integritas, obyektivitas, kerahasiaan, dan meningkatkan atau menjaga kompetensi auditor.
Contoh Praktis:
Seorang auditor internal yang menemukan ketidakpatuhan dalam praktik keuangan perusahaan harus bersikap obyektif dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal. Mematuhi kode etik akan memastikan bahwa hasil audit bersifat objektif dan dapat diandalkan.
Kesimpulan
Dalam keseluruhan, peran auditor internal tidak hanya terbatas pada penemuan kesalahan atau cacat prosedur. Sebaliknya, auditor internal berperan sebagai mitra strategis yang membantu organisasi dalam meningkatkan kualitas operasional dan mengelola risiko. Melalui identifikasi risiko, pemberian rekomendasi, pemantauan, identifikasi peluang perbaikan, dan menjaga integritas, auditor internal membentuk dasar bagi perusahaan untuk menjadi lebih tangguh dan responsif terhadap perubahan.