Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk dan inflasi merupakan dua faktor penting yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Pertumbuhan penduduk yang terlalu pesat dapat menyebabkan ledakan jumlah angkatan kerja sehingga sulit diserap ke dalam lapangan kerja yang tersedia. Sementara tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat dan investasi di sektor riil.
Indonesia sebagai negara berkembang masih menghadapi permasalahan kependudukan dan inflasi. Pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49% per tahun, sedangkan tingkat inflasi berkisar 3,5% per tahun dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini tentu memiliki dampak terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tulisan ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pembahasan difokuskan pada teori dan data empiris mengenai keterkaitan ketiga faktor tersebut.
Pertumbuhan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan penduduk merupakan peningkatan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dan periode tertentu. Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Menurut teori pertumbuhan ekonomi klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith, peningkatan jumlah penduduk akan mendorong pertumbuhan output melalui perluasan pasar. Penduduk yang lebih banyak berarti tersedia lebih banyak tenaga kerja sehingga produksi barang dan jasa meningkat. Selain itu, permintaan agregat juga meningkat seiring bertambahnya jumlah konsumen di pasar.
Namun, David Ricardo mengkritik pandangan tersebut. Ia berpendapat bahwa peningkatan output hanya akan terjadi pada tahap awal pertumbuhan penduduk. Setelah melewati titik optimum, laju pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi justru akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Hal ini disebabkan karena peningkatan output tidak sebanding dengan lonjakan jumlah penduduk. Akibatnya, output per kapita menurun yang berarti taraf hidup masyarakat memburuk. Selain itu, ledakan angkatan kerja juga sulit diserap ke dalam lapangan kerja yang ada.
Data Empiris di Indonesia
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami penurunan dari 2,31% pada tahun 1971 menjadi 1,49% pada tahun 2020. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru meningkat dari 7,17% menjadi 9,74% pada periode yang sama.
Hal ini sejalan dengan pandangan David Ricardo bahwa penurunan laju pertumbuhan penduduk memiliki korelasi positif dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang melambat memberi kesempatan bagi peningkatan produktivitas melalui akumulasi modal dan transfer teknologi.
Namun, penyerapan angkatan kerja masih menjadi tantangan di Indonesia. Berdasarkan data BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia berkisar 5,5% – 6,5% dalam beberapa tahun terakhir. Artinya, pertumbuhan lapangan kerja masih kalah dibandingkan peningkatan angkatan kerja setiap tahunnya.
Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu perekonomian. Laju inflasi yang tinggi akan menurunkan nilai riil pendapatan masyarakat sehingga daya beli turun.
Menurut teori Phillips Curve, terdapat hubungan terbalik antara inflasi dan pengangguran. Artinya, tingkat pengangguran rendah hanya bisa dicapai dengan toleransi inflasi yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
Namun, dalam jangka panjang hubungan tersebut tidak berlaku. Inflasi yang tinggi justru akan menekan pertumbuhan ekonomi melalui penurunan konsumsi dan investasi.
Inflasi yang tinggi menciptakan ketidakpastian bagi pelaku bisnis. Mereka akan menahan ekspansi usaha dan mengurangi investasi karena sulit memprediksi biaya dan keuntungan di masa depan.
Di sisi lain, daya beli masyarakat juga menurun akibat inflasi sehingga permintaan agregat berkurang. Kombinasi rendahnya investasi dan konsumsi inilah yang pada akhirnya menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Data Empiris di Indonesia
Berdasarkan data historis BPS, terlihat bahwa pada tahun 1966 ketika inflasi mencapai 650%, pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok hingga minus 5,5%. Sebaliknya, saat inflasi berhasil ditekan di bawah 10% pada periode 2012-2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 5-6% per tahun.
Namun, korelasi tersebut tidak selalu berlaku. Pada tahun 2020, meski inflasi rendah sebesar 1,68%, pertumbuhan ekonomi justru anjlok hingga minus 2,07% akibat pandemi COVID-19.
Secara keseluruhan, data empiris di Indonesia mendukung pandangan bahwa tingkat inflasi yang terkendali penting bagi stabilitas pertumbuhan ekonomi. Namun, faktor-faktor lain seperti kondisi kesehatan dan politik juga turut berpengaruh.
Pengaruh Pertumbuhan Penduduk dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal terkait pengaruh pertumbuhan penduduk dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia:
- Laju pertumbuhan penduduk yang melambat memberi peluang untuk peningkatan produktivitas melalui akumulasi modal dan transfer teknologi. Namun, tantangan penyerapan angkatan kerja masih cukup besar.
- Inflasi yang terkendali penting bagi stabilitas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dan investasi. Namun, faktor lain seperti kondisi kesehatan dan politik juga berpengaruh.
- Diperlukan kebijakan yang tepat dari pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan inflasi sehingga dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
- Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas tenaga kerja Indonesia.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk dan inflasi memang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun, pengaruh tersebut bersifat tidak langsung dan dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lainnya.
Penutup
Pertumbuhan penduduk dan inflasi merupakan dua faktor penting yang memengaruhi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan penduduk yang terlalu pesat dapat menyebabkan pengangguran, sementara inflasi yang tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat.
Berdasarkan data empiris di Indonesia, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk yang menurun berkorelasi positif dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sementara inflasi yang terkendali penting bagi stabilitas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dan investasi.
Namun demikian, pengaruh kedua faktor tersebut bersifat tidak langsung dan dipengaruhi pula oleh kondisi sosial-politik serta kebijakan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang tepat dari pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan inflasi sehingga dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.