Media sosial kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan remaja. Berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan lainnya digandrungi oleh remaja.
Menurut survei yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada 2022, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh kelompok usia 15-19 tahun yaitu sebesar 22,7% dari total pengguna internet di Indonesia. Artinya, remaja adalah kelompok pengguna internet dan media sosial terbesar di Indonesia.
Lantas, seberapa besar pengaruh media sosial terhadap kehidupan remaja? Berikut ini adalah uraian lengkapnya.
Memudahkan Interaksi dan Komunikasi
Salah satu fungsi utama dari media sosial adalah memudahkan penggunanya untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Media sosial memungkinan remaja untuk tetap terhubung dan berkomunikasi dengan teman-teman satu sekolah, teman sepermainan, saudara, dan kerabat, meskipun tidak bertatap muka secara langsung.
Melalui media sosial, remaja dapat saling bertukar kabar, berbagi cerita dan pengalaman, bertukar foto dan video, hingga melakukan panggilan video dan konferensi video. Fitur-fitur seperti grup obrolan, story, dan live streaming di platform media sosial sangat memudahkan remaja untuk tetap terhubung satu sama lain.
Selain itu, remaja juga dapat menjalin pertemanan baru melalui media sosial, baik dengan teman sebaya di daerah lain atau bahkan dari belahan dunia lain. Pertemanan di dunia maya ini memungkinkan remaja untuk saling bertukar pikiran dan wawasan dengan orang-orang baru dari latar belakang yang berbeda.
Jadi, media sosial telah menjadi bagian penting dari interaksi sosial remaja di era digital ini.
Sarana Mengekspresikan Diri
Bagi remaja, media sosial juga menjadi sarana untuk mengekspresikan diri. Melalui status, foto, dan video yang diunggah ke media sosial, remaja dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain.
Misalnya dengan mengunggah foto-foto kegiatan, tempat wisata, makanan, hingga selfie dan outfit, remaja dapat menunjukkan jati diri, minat, dan gaya hidup mereka kepada pengikut di media sosial.
Begitu pula dengan menulis caption dan status yang unik dan kreatif, remaja juga dapat mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan pendapat mereka kepada orang lain. Bagi sebagian remaja, fitur “story” di platform seperti Instagram dan Snapchat adalah cara mengekspresikan diri yang sangat efektif karena bersifat real-time.
Dengan berkreasi dan aktif di media sosial, remaja dapat menemukan dan mengekspresikan jati diri mereka. Apresiasi dari teman dan pengikut di media sosial juga dapat meningkatkan rasa percaya diri remaja.
Sumber Informasi
Media sosial kini juga menjadi salah satu sumber informasi utama bagi remaja, terutama informasi tentang gaya hidup, hiburan, berita, hingga ilmu pengetahuan. Melalui media sosial, remaja dapat dengan mudah mengakses dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber.
Mulai dari akun-akun resmi brand, selebriti, komunitas, lembaga pendidikan, hingga pemerintah, remaja dapat mengikuti akun-akun tersebut untuk mendapatkan informasi terbaru dan terkini dari berbagai bidang. Selain itu, remaja juga dapat bergabung ke dalam grup-grup tertentu di media sosial untuk mendiskusikan topik-topik yang diminati.
Sayangnya, tidak semua informasi di media sosial bersifat positif dan edukatif. Banyak informasi di media sosial yang belum jelas kebenarannya atau bahkan hoaks. Oleh karena itu, remaja perlu memiliki kemampuan literasi digital dan berpikir kritis agar dapat memfilter informasi yang didapat dari media sosial.
Mempengaruhi Perilaku dan Sikap
Penggunaan media sosial yang berlebihan berpotensi mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap remaja, baik positif maupun negatif. Hal ini karena remaja masih dalam proses pencarian jati diri dan sangat rentan terpengaruh lingkungan, termasuk lingkungan maya.
Contoh pengaruh negatif di antaranya remaja menjadi pemalas karena kebanyakan waktu digunakan untuk berselancar di media sosial. Selain itu, remaja juga berisiko menjadi individualis karena lebih asyik dengan dunia maya dibanding berinteraksi langsung dengan orang lain.
Remaja laki-laki cenderung meniru gaya hidup glamor dan konsumtif para selebriti di media sosial. Sementara remaja perempuan mudah terpengaruh untuk meniru gaya berpakaian dan penampilan artis idola mereka.
Bahkan tak jarang pula remaja menjadi kecanduan media sosial karena terlalu asyik dengan kegiatan di dunia maya seperti stalking profil orang lain, bermain game online, hingga begadang untuk live streaming.
Di sisi lain, penggunaan media sosial secara bijak juga berpotensi memberi pengaruh positif. Misalnya dengan mengikuti akun-akun yang memberi motivasi dan edukasi, remaja dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Mengikuti trend positif seperti tantangan dance atau menyebarkan pesan moral di media sosial juga dapat membentuk karakter remaja menjadi lebih baik.
Berdampak pada Kesehatan Mental
Salah satu dampak negatif penggunaan media sosial yang perlu diwaspadai adalah terhadap kesehatan mental remaja. Penelitian menunjukkan remaja yang menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial berisiko mengalami depresi, kecemasan, hingga gangguan citra tubuh.
Hal ini dipicu oleh konten-konten di media sosial yang kerap memamerkan gaya hidup mewah dan tubuh ideal. Tanpa disadari, remaja jadi merasa kurang percaya diri, minder, dan tertekan karena merasa hidupnya tidak sekeren yang ditampilkan di media sosial.
Selain itu, pengalaman cyberbullying atau perundungan di dunia maya juga berdampak buruk pada mental remaja. Komentar jahat, hujatan, hingga penyebaran foto memalukan di media sosial dapat membuat remaja merasa sangat terpukul.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan orangtua perlu mengawasi aktivitas anak-anak mereka di dunia maya. Jika diperlukan, bantuan konselor atau psikolog perlu diberikan sedini mungkin untuk menjaga kesehatan mental remaja.
Menurunkan Interaksi Langsung
Meski memudahkan interaksi maya, ketergantungan pada media sosial juga berpotensi mengurangi interaksi langsung remaja dengan keluarga dan teman sebaya.
Remaja yang kebanyakan waktunya dihabiskan untuk berselancar dan bermain di media sosial akan semakin jarang berinteraksi langsung dengan orangtua, saudara, dan teman-temannya.
Akibatnya, hubungan remaja dengan lingkungan sosialnya menjadi semakin renggang dan kurang harmonis. Padahal, keterampilan bersosialisasi secara langsung sangat penting untuk perkembangan remaja.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menyeimbangkan antara aktivitas di dunia maya dan dunia nyata. Luangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga di rumah, main bersama teman di luar rumah, dan tetap berinteraksi positif secara langsung dengan orang-orang di sekitarnya.
Sarana Belajar dan Mengembangkan Diri
Di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi sarana belajar dan mengembangkan potensi diri bagi remaja, jika digunakan dengan bijak.
Banyak akun media sosial yang secara khusus dibuat untuk tujuan edukasi dan memberikan manfaat bagi remaja. Misalnya akun yang berisi tips belajar, informasi beasiswa, kiat mengasah keterampilan, hingga edukasi kesehatan reproduksi remaja.
Dengan mengikuti akun-akun positif tersebut, pengetahuan dan wawasan remaja dapat semakin bertambah. Remaja yang memiliki hobi dan talenta tertentu juga dapat mengembangkan potensi dirinya melalui media sosial, seperti mempromosikan karya seni, musik, atau keterampilannya.
Platform media sosial seperti YouTube dan TikTok bahkan kini menjadi ladang penghasilan bagi remaja kreator konten asal Indonesia. Jadi, selain sebagai hiburan, media sosial pun dapat menjadi investasi masa depan jika digunakan dengan bijak dan kreatif oleh remaja.
Kesimpulan
Itulah uraian panjang lebar mengenai pengaruh media sosial terhadap kehidupan remaja. Secara ringkas, berikut kesimpulannya:
- Media sosial memudahkan interaksi dan komunikasi remaja.
- Menjadi sarana remaja mengekspresikan diri.
- Sumber informasi baik positif dan negatif bagi remaja.
- Berpotensi membentuk perilaku dan sikap remaja.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, terima kasih!