Pelaporan hasil audit merupakan tahap akhir dari proses audit yang sangat penting. Laporan audit berfungsi sebagai media komunikasi auditor untuk menyampaikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi kepada klien. Tanpa pelaporan yang baik, maka audit yang telah dilakukan tidak akan memberikan manfaat yang optimal bagi auditee.
Laporan audit yang berkualitas harus memenuhi karakteristik tertentu agar pesan yang disampaikan auditor dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Karakteristik laporan audit yang baik meliputi objektivitas, kejelasan, kerincian, kelengkapan, ketepatan waktu, sifat membangun, dan kesesuaian dengan standar.
Artikel ini akan membahas secara detail mengenai fungsi pelaporan hasil audit, karakteristik laporan audit yang berkualitas, serta prosedur penyusunan laporan audit yang baik.
Fungsi Pelaporan Hasil Audit
Laporan hasil audit memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
Menyampaikan Temuan Audit
Fungsi utama laporan audit adalah menyampaikan seluruh temuan auditor selama proses audit berlangsung. Temuan ini bisa berupa kelemahan pengendalian internal, ketidakpatuhan terhadap peraturan, penyimpangan prosedur, dan lain-lain. Temuan harus disampaikan secara objektif disertai bukti yang memadai.
Menyampaikan Kesimpulan Audit
Auditor harus membuat kesimpulan atas temuan audit yang berisi opini auditor tentang laporan keuangan auditee. Kesimpulan ini harus didukung oleh temuan selama audit. Jenis opini audit ada 4, yaitu wajar tanpa pengecualian, wajar dengan pengecualian, tidak wajar, dan pernyataan menolak memberikan opini.
Memberikan Rekomendasi Perbaikan
Laporan audit juga berisi rekomendasi dari auditor tentang apa yang seharusnya dilakukan klien untuk memperbaiki temuan audit yang ditemukan. Rekomendasi harus bersifat solutif dan konstruktif.
Memenuhi Peraturan yang Berlaku
Penyusunan laporan audit juga dimaksudkan untuk memenuhi peraturan yang berlaku, misalnya peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagi auditor di sektor keuangan.
Memenuhi Kebutuhan Klien
Laporan audit disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan khusus klien sesuai ruang lingkup audit yang telah disepakati.
Dengan memahami fungsi-fungsi di atas, auditor dapat menyusun laporan audit yang benar-benar bermanfaat bagi auditee.
Karakteristik Laporan Audit yang Berkualitas
Agar bermanfaat bagi auditee dan pemangku kepentingan lainnya, laporan audit harus memiliki kualitas yang baik. Beberapa karakteristik laporan audit yang berkualitas adalah:
Objektif
Laporan harus berisi fakta, bukan opini pribadi auditor. Temuan yang disajikan harus didukung bukti audit yang cukup dan kesimpulan yang diambil tanpa memihak kepentingan tertentu. Auditor harus bersikap independen dan profesional.
Jelas
Laporan mudah dimengerti dan tidak menimbulkan salah interpretasi. Bahasa yang digunakan sederhana, lugas, dan langsung ke inti permasalahan. Istilah teknis dijelaskan dengan baik.
Ringkas
Laporan hanya memuat hal-hal yang relevan dengan audit, tanpa informasi berlebihan. Auditor harus singkat, padat, dan jelas dalam menyampaikan temuan dan rekomendasi.
Lengkap
Semua informasi yang diperlukan pembaca dimuat dalam laporan audit. Laporan harus mencakup ruang lingkup audit, temuan signifikan, kesimpulan yang diambil, dampak atau akibat yang mungkin terjadi, serta rekomendasi.
Tepat Waktu
Laporan diserahkan sesuai jadwal yang telah disepakati dengan klien, sehingga temuan audit dapat segera ditindaklanjuti.
Konstruktif
Laporan tidak hanya mengkritik kelemahan klien, tetapi juga memberikan rekomendasi yang membangun untuk perbaikan.
Standar
Laporan harus mengikuti standar dan pedoman penyusunan laporan audit yang berlaku, seperti standar IAASB, SPAP, atau standar regulator.
Dengan memenuhi karakteristik di atas, laporan audit dapat bermanfaat optimal bagi auditee. Laporan yang berkualitas juga mencerminkan kompetensi dan profesionalisme auditor.
Prosedur Penyusunan Laporan Audit yang Baik
Agar menghasilkan laporan audit yang berkualitas, auditor harus mengikuti prosedur penyusunan laporan yang baik dan benar. Berikut ini adalah prosedur penyusunan laporan audit:
Perencanaan Laporan
Tentukan informasi apa saja yang akan dimuat dalam laporan sesuai kebutuhan pemangku kepentingan. Tetapkan struktur dan outline laporan audit.
Penyusunan Draft Laporan
Susun temuan audit secara logis dan sistematis. Cantumkan kesimpulan dan rekomendasi untuk setiap temuan audit. Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
Konsultasi Draft Laporan
Lakukan konsultasi dan konfirmasi draft laporan dengan partner audit untuk memastikan laporan telah memenuhi standar. Lakukan diskusi dengan klien apabila diperlukan klarifikasi.
Finalisasi Laporan
Finalisasi laporan audit setelah melalui review dan persetujuan dari partner audit. Cetak laporan dalam jumlah salinan yang cukup.
Penyampaian Laporan
Serahkan laporan audit kepada klien tepat waktu sesuai jadwal. Ikuti prosedur penyampaian laporan sesuai kebijakan KAP.
Dokumentasi Hasil Audit
Arsipkan seluruh kertas kerja audit yang mendukung laporan sebagai bukti audit. Dokumentasikan tanggapan klien atas laporan.
Tindak Lanjut Rekomendasi
Pantau tindak lanjut klien atas rekomendasi dalam laporan audit. Berikan bantuan yang diperlukan klien terkait implementasi rekomendasi.
Dengan mengikuti prosedur penyusunan laporan audit di atas, auditor dapat menghasilkan laporan yang berkualitas, informatif, dan bermanfaat bagi auditee. Prosedur yang baik juga memastikan laporan audit sesuai standar profesi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan auditor dalam penyusunan laporan audit antara lain:
- Fokus pada hal-hal yang signifikan dan berdampak besar bagi auditee.
- Berikan rekomendasi yang spesifik, realistis, dan dapat dilaksanakan auditee.
- Usahakan laporan audit tetap ringkas meskipun banyak temuan yang ditemukan.
- Gunakan bahasa, istilah, dan struktur laporan yang konsisten.
- Lakukan review berjenjang terhadap draft laporan audit sebelum diterbitkan final.
Kesimpulan
Laporan hasil audit yang berkualitas sangat penting untuk mengkomunikasikan hasil audit kepada klien dan pihak berkepentingan lainnya. Karakteristik laporan audit yang baik meliputi objektivitas, kejelasan, kerincian, kelengkapan, ketepatan waktu, sifat membangun, dan kesesuaian dengan standar.
Auditor harus mengikuti prosedur penyusunan laporan audit yang benar untuk menghasilkan laporan yang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi auditee. Prosedur tersebut dimulai dari perencanaan, penyusunan, konsultasi, finalisasi, penyampaian, hingga pendokumentasian dan tindak lanjut atas laporan audit. Dengan laporan hasil audit yang berkualitas, temuan dan rekomendasi auditor dapat dipahami dengan baik oleh klien untuk dilakukan perbaikan dan peningkatan.