Teks biografi adalah teks yang berisi tentang riwayat hidup seseorang. Teks ini biasanya menceritakan perjalanan hidup seorang tokoh mulai dari kelahiran, masa kecil, pendidikan, karier, hingga pencapaian-pencapaian penting yang diraih.
Dalam menyajikan kisah hidup seorang tokoh, teks biografi memiliki pola penyajian tertentu yang membedakannya dengan jenis teks lainnya. Pola penyajian itu antara lain:
Alur
Teks biografi biasanya menggunakan alur maju, di mana urutan peristiwa diceritakan secara kronologis dari masa lalu hingga masa kini. Misalnya, penulis akan menceritakan kelahiran tokoh, masa kecil, pendidikan, karier, hingga pencapaian terakhir yang diraih tokoh.
Contoh:
Lahir di Kudus pada tanggal 20 November 1864 dari pasangan sederhana, Kartini mengawali hidupnya di tengah masyarakat Jawa yang masih kental dengan tradisi feodalistik. Ia tumbuh menjadi sosok perempuan cerdas dan berpendidikan meskipun terbatas oleh aturan yang membatasi ruang gerak kaum perempuan….
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam teks biografi adalah orang ketiga serba tahu. Artinya, sang penulis menyebut nama tokoh atau menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, “beliau” untuk merujuk kepada tokoh. Penulis bisa menceritakan seluruh peristiwa dalam hidup tokoh karena berperan sebagai narator serba tahu.
Contoh:
Kartini tumbuh menjadi sosok perempuan cerdas meskipun terkekang oleh aturan ketat. Ia sering merasa jenuh dan tertekan, namun berhasil menemukan jati dirinya lewat buku-buku dan surat menyurat dengan sahabat-sahabatnya.
Gaya Penceritaan
Gaya penceritaan yang lazim digunakan dalam teks biografi adalah deskriptif naratif. Artinya, teks mengutamakan urutan peristiwa (naratif) yang dijabarkan dengan detail dan deskripsi mendalam agar pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa itu. Dialog dan ilustrasi visual juga kerap digunakan.
Contoh deskriptif naratif:
Malam itu Kartini termenung sendirian di kamarnya yang remang-remang. Hanya ditemani sebuah lilin kecil di meja belajar kayunya yang reyot, ia duduk bersimpuh sambil memeluk lutut. Tetesan air mata jatuh membasahi pipinya. Surat penolakan untuk melanjutkan sekolah ke Belanda baru saja tiba sore tadi, menohok hatinya yang paling dalam. Impiannya kandas sudah….
Contoh dialog:
“Kakak tidak apa-apa?” tanya Roekmini khawatir. Kartini menggeleng lemah, air mata masih membasahi wajahnya yang pucat. “Tidak Roekmini, aku hanya….” suaranya tercekat oleh tangis. Roekmini memeluk kakaknya erat, berusaha menenangkan.
Fokus Penceritaan
Fokus utama teks biografi adalah mengisahkan identitas, asal usul, riwayat pendidikan, pekerjaan, karier, hingga berbagai prestasi yang telah diraih oleh tokoh. Fokus ini yang membedakan teks biografi dengan jenis teks narasi lainnya.
Contoh fokus penceritaan:
Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Jepara saat itu, dan istrinya Ngasirah. Sejak kecil Kartini sudah menunjukkan sikap cerdas, kritis, dan ingin tahu.
Setelah belajar di ELS (Europeesche Lagere School) selama 5 tahun, Kartini ingin melanjutkan sekolah ke negeri Belanda. Namun ayahnya melarangnya karena aturan yang berlaku saat itu melarang perempuan melanjutkan pendidikan setelah usia 12 tahun….
Itulah pola-pola umum penyajian teks biografi dilihat dari alur, sudut pandang, gaya penceritaan, dan fokus penceritaan. Mari kita bahas lebih detail masing-masing pola tersebut.
Alur Cerita dalam Teks Biografi
Seperti disebutkan sebelumnya, teks biografi lazim menggunakan alur maju dalam menceritakan kisah hidup seorang tokoh. Artinya, peristiwa demi peristiwa diceritakan secara kronologis dari masa lampau hingga masa kini mengikuti garis waktu kehidupan tokoh.
Berikut contoh bagan alur maju dalam teks biografi:
Alur maju memudahkan pembaca memahami perkembangan tokoh dari waktu ke waktu. Kita bisa melihat bagaimana lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup membentuk watak dan kepribadian sang tokoh.
Meski demikian, kadang penulis juga memasukkan adegan kilas balik (flashback) yang secara singkat mengingatkan pembaca akan peristiwa masa lalu penting yang berpengaruh besar pada tokoh.
Contoh kilas balik:
Kartini tersenyum haru saat menatap gedung sekolah ELS tempatnya dulu bersekolah. Kenangan akan hari-harinya belajar dan bermain bersama sahabat-sahabatnya berkelebat dalam benaknya. Ia masih ingat bagaimana dulu bermimpi untuk bisa ke Belanda dan menuntut ilmu setinggi-tingginya. Sayang mimpi itu kandas ditengah jalan akibat larangan sang Ayah.
Jadi, meski alur utama teks biografi adalah maju, kadang adegan kilas balik tetap dimasukkan untuk mengingatkan pembaca akan memori dan pengalaman tokoh di masa lalu yang turut membentuknya.
Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
Sudut pandang orang ketiga serba tahu menempatkan penulis sebagai narator di luar cerita yang mengetahui segala hal tentang tokoh. Ia bisa menceritakan pikiran dan perasaan tokoh, bahkan hal-hal yang mungkin tidak diketahui tokoh sekalipun.
Ciri-ciri sudut pandang orang ketiga serba tahu antara lain:
- Menyebut nama tokoh
- Menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, “beliau” saat merujuk pada tokoh
- Bisa menceritakan setting, kejadian, pemikiran, perasaan tokoh
- Sering menggunakan kata “seolah-olah”, “seakan-akan” saat menceritakan perspektif tokoh
- Lebih objektif karena berada di luar cerita
Berikut contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu:
Kartini duduk termenung di tepi jendela. Dipandanginya hamparan sawah yang hijau terbentang di hadapannya. Seolah-olah menertawakan impiannya yang sudah kandas. Didongakkannya wajahnya ke langit, menatap burung-burung yang bebas terbang tinggi. Andai ia juga burung, tentu ia akan terbang jauh ke negeri Belanda, mewujudkan mimpinya melanjutkan pendidikan di sana.
Sudut pandang ini memungkinkan pembaca ‘melihat’ ke dalam batin dan pikiran tokoh. Sehingga memudahkan pembaca mengenal dan memahami tokoh lebih mendalam.
Gaya Penceritaan Deskriptif Naratif
Gaya bahasa deskriptif naratif adalah gaya penceritaan yang mengutamakan alur peristiwa (naratif) dengan detail deskripsi yang memperjelas imajinasi pembaca. Tujuannya agar pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang dialami tokoh.
Ciri-ciri gaya deskriptif naratif:
- Detail deskripsi (setting, karakter, suasana hati)
- Dialog dan monolog
- Kronologis peristiwa mengikuti alur waktu
- Sering menggunakan kata kerja aksi (pergi, duduk, menangis)
- Menggunakan metafora dan perumpamaan
Berikut contoh paragraf dengan gaya deskriptif naratif:
Kartini menatap nanar pada secarik kertas di tangannya. Surat penolakan untuk keberangkatannya ke Belanda. Hatinya mencelos, matanya memanas, dan air mata pun luruh membasahi pipi. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju kamarnya yang remang-remang. Hanya ditemani sebuah lilin di atas meja yang mulai memendek, Kartini duduk bersimpuh. Memeluk lututnya erat-erat, seolah berusaha menguatkan dirinya yang rapuh. “Mengapa hidup ini tidak adil?” ratapnya dalam hati.
Pembaca diajak membayangkan suasana hati dan setting tempat Kartini berada saat itu. Detail deskripsi membuat pembaca seolah-olah berada di sana dan merasakan kepedihan Kartini.
Selain deskriptif naratif, dialog atau percakapan antar tokoh juga kerap digunakan untuk memperkaya alur dalam teks biografi.
Kesimpulan
Jadi pola penyajian teks biografi meliputi alur maju, sudut pandang orang ketiga serba tahu, gaya penceritaan deskriptif naratif dan dialog, serta fokus pada identitas dan pencapaian tokoh. Semoga artikelnya bermanfaat untuk teman-teman ya!