Scroll untuk baca artikel
Kimia

Fungsi dan Perbedaan Trayek Indikator pH

Avatar
×

Fungsi dan Perbedaan Trayek Indikator pH

Sebarkan artikel ini
Fungsi dan Perbedaan Trayek Indikator pH

Indikator pH adalah zat kimia yang digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau basa suatu larutan. Indikator pH bekerja dengan cara menunjukkan perubahan warna pada rentang pH tertentu. Penggunaan indikator pH sangat membantu dalam berbagai bidang ilmu seperti kimia, biologi, pertanian, dan bidang industri.

Macam-Macam Indikator pH

Secara umum, terdapat tiga jenis utama indikator pH, yaitu:

Indikator Universal

Indikator universal adalah jenis indikator pH yang paling lengkap. Indikator ini mampu menunjukkan perubahan warna untuk seluruh rentang nilai pH mulai dari pH 1 hingga pH 14, sehingga disebut universal. Contoh yang paling umum dari indikator universal adalah kertas indikator pH.

kertas-indikator-ph

Indikator Alami

Indikator alami adalah indikator pH yang berasal dari alam, seperti ekstrak akar, daun, buah, atau bunga dari tanaman tertentu. Contoh indikator alami antara lain ekstrak kunyit, kayu secang, kubis ungu, mahkota bunga sepatu, dan banyak lagi.

indikator-alami

Indikator Sintetis

Berbeda dari indikator alami, indikator sintetis adalah indikator buatan yang dibuat di laboratorium secara kimiawi. Beberapa contoh indikator sintetis antara lain fenolftalein, metil merah, bromtimol biru, dan lain-lain. Indikator jenis ini lebih praktis penggunaannya.

Trayek pH Indikator

Setiap indikator pH memiliki trayek pH tertentu dimana terjadi perubahan warnanya. Misalnya metil merah memiliki trayek pH 3,4 hingga 4,4. Pada pH di bawah 3,4, metil merah berwarna merah. Kemudian memudar menjadi warna kuning pada pH 4,4.

Baca Juga!  Konsep Diprotik dan Deprotonasi pada Reaksi Asam Basa

Berikut adalah trayek beberapa indikator pH:

No.Indikator pHTrayek pHWarna AsamWarna Basa
1Metil merah3,4 – 4,4MerahKuning
2Bromtimol biru6,0 – 7,6KuningBiru
3Fenolftalein8,0 – 10Tak berwarnaMerah
Tabel 1. Trayek pH beberapa jenis indikator.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap indikator pH memiliki trayek yang berbeda-beda dalam menunjukkan perubahan warnanya. Hal ini sangat berguna agar kita dapat mengukur pH dengan lebih akurat pada berbagai tingkatan pH.

Cara Menggunakan Indikator pH

Nah, setelah mengetahui berbagai jenis dan trayek indikator pH, bagaimana sih caranya menggunakan indikator pH dengan benar? Berikut langkah-langkah menggunakan indikator pH:

1. Siapkan larutan yang akan diukur pH-nya

Larutan bisa berupa larutan asam, basa, atau netral. Pastikan larutan tidak mengandung endapan dan cukup jernih. Gunakan tabung reaksi bersih untuk meletakkan larutan uji.

2. Tambahkan indikator pH

Indikator pH bisa ditambahkan dalam bentuk tetesan menggunakan pipet tetes atau dicelupkan menggunakan lidi. Jika menggunakan kertas indikator universal, cukup celupkan sebentar ke dalam larutan uji.

3. Amati dan catat perubahan warna

Amati dengan seksama perubahan warna yang terjadi. Kemudian bandingkan warna yang dihasilkan dengan trayek warna indikator sesuai tabel yang tersedia.

4. Tentukan pH larutan

Berdasarkan warna yang dihasilkan dan trayek indikator pH, tentukan nilai pH dari larutan uji. Jika menggunakan kertas indikator universal, nilai pH biasanya sudah tertera pada kertas indikator.

Aplikasi Indikator pH

Indikator pH banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti:

  • Kimia & Biokimia Untuk mengetahui sifat asam-basa senyawa kimia atau mengukur pH larutan biokimia.
  • Pertanian Mengukur pH tanah agar sesuai untuk tanaman budidaya.
  • Akuakultur Mengontrol pH air untuk kehidupan ikan dan biota air.
  • Industri Makanan & Minuman Mengontrol proses fermentasi dan menjaga kualitas produk akhir.
Baca Juga!  Listrik Elektrostatik: Pengertian, Proses Kerja, dan Contoh

Indikator Universal

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, indikator universal adalah jenis indikator pH yang paling lengkap trayek pH-nya. Indikator universal mampu menunjukkan perubahan warna untuk seluruh rentang nilai pH dari pH 1 hingga pH 14.

Kertas indikator pH merupakan contoh paling umum dari indikator universal. Kertas ini mengandung campuran beberapa indikator sintetis sehingga mampu mendeteksi pH sangat asam hingga sangat basa.

Indikator Alami

Berbeda dari indikator sintetis, indikator alami diperoleh langsung dari alam yaitu berbagai jenis tanaman. Zat warna alami dalam tanaman tersebutlah yang berperan sebagai indikator pH.

Beberapa contoh tanaman yang menghasilkan zat warna alami sebagai indikator pH antara lain:

  • Kunyit
  • Kayu secang
  • Kubis ungu
  • Kelopak bunga sepatu
  • Daun jati
  • dan masih banyak lagi

Cara pembuatan indikator alami cukup sederhana, biasanya dengan merebus bagian tanaman tersebut dalam air kemudian disaring. Hasil saringan yang berwarna itulah yang digunakan sebagai indikator pH alami.

Indikator Sintetis

Indikator sintetis adalah indikator buatan yang dibuat di laboratorium secara kimiawi, bukan berasal dari alam. Beberapa contoh indikator sintetis antara lain:

  • Fenolftalein: tak berwarna pada pH < 8, merah muda pada pH > 8.
  • Metil merah: merah pada pH < 4,4 dan kuning pada pH > 4,4 .
  • Bromtimol biru: kuning pada pH < 6, biru pada pH > 7,6.
  • Timol biru: merah pada pH < 1,2, biru pada pH > 8,0.

Keuntungan indikator sintetis adalah warnanya lebih jelas dan konsisten. Selain itu, indikator sintetis lebih awet dan praktis penggunaannya.

Itulah artikel panjang seputar fungsi dan macam-macam indikator pH beserta contoh dan cara penggunaannya. Semoga informasi ini bisa menambah pemahaman tentang pentingnya peran indikator pH dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *