Scroll untuk baca artikel
Rupa

Apa itu English School dalam Teori Hubungan Internasional?

Avatar
×

Apa itu English School dalam Teori Hubungan Internasional?

Sebarkan artikel ini
English School dalam Teori Hubungan Internasional

English school merupakan salah satu pendekatan dalam kajian hubungan internasional yang berusaha menjembatani pandangan realisme dan liberalisme. English school pertama kali berkembang di Inggris pada tahun 1950-an dan 1960-an.

Asal Usul English School

English school dibangun di sekitar pemikiran tiga sarjana Inggris yaitu Martin Wight, Hedley Bull, dan Barry Buzan. Mereka merumuskan tiga konsep utama dalam English school:

1. Sistem Internasional

Sistem internasional mengacu pada pola interaksi antara negara-negara di dunia. Dalam sistem internasional, tidak ada pemerintahan sentral atau norma bersama yang mengatur perilaku negara. Kondisi ini disebut sebagai anarki dalam istilah hubungan internasional.

2. Masyarakat Internasional

Masyarakat internasional mengacu pada sekelompok negara yang terikat dalam sebuah tatanan di mana terdapat seperangkat norma, aturan, dan institusi bersama yang mengatur perilaku mereka. Contoh norma tersebut antara lain pacta sunt servanda (perjanjian harus ditepati), diplomatik, dan sebagainya.

3. Masyarakat Dunia

Masyarakat dunia adalah konsep tentang masyarakat global yang mencakup seluruh umat manusia dan didasarkan pada nilai-nilai universal seperti hak asasi manusia. Masyarakat dunia lebih bersifat normatif dan belum sepenuhnya terwujud.

Dengan tiga konsep tersebut, English school berupaya menjembatani pandangan realisme dan liberalisme dalam studi hubungan internasional.

English School vs Realisme dan Liberalisme

Realisme

Aliran realisme memandang bahwa sistem internasional bersifat anarkis dimana negara-negara saling bersaing demi kepentingan nasionalnya masing-masing. Realisme cenderung pesimistis terhadap kerjasama internasional.

Baca Juga!  Mengenal Logika Disjungsi: Jenis, Contoh, dan Manfaatnya

Liberalisme

Sebaliknya, liberalisme lebih optimistis dengan menekankan pentingnya norma dan institusi internasional untuk mencapai perdamaian dan stabilitas global. Liberalisme percaya negara dapat bekerja sama demi kepentingan bersama.

Lalu di mana letak English school dalam dua kutub ini?

English school mengambil jalan tengah dengan mengakui sistem internasional memang bersifat anarkis seperti pandangan realisme. Namun, English school juga menekankan bahwa terdapat unsur masyarakat internasional yang tercermin dari kesamaan norma dan perilaku negara-negara.

Jadi English school berupaya menggabungkan unsur-unsur realisme dan liberalisme dalam satu pandangan yang lebih seimbang.

Tokoh-Tokoh English School

Beberapa tokoh utama dalam English school antara lain:

1. Martin Wight

Martin Wight

Martin Wight (1913-1972) dianggap sebagai pendiri English school. Ia memperkenalkan konsep three traditions (tiga tradisi) yang membagi pandangan dalam studi hubungan internasional menjadi realisme, rasionalisme, dan revolusionisme. Pemikiran Wight tentang hubungan internasional terkumpul dalam bukunya Systems of States (1977).*

2. Hedley Bull

Hedley Bull

Hedley Bull (1932-1985) melanjutkan pemikiran Martin Wight dengan mengembangkan gagasan society of states (masyarakat negara-negara). Dalam bukunya The Anarchical Society (1977), Bull berpendapat walaupun sistem internasional bersifat anarkis, terdapat kesamaan kepentingan yang memungkinkan negara bekerja sama.*

3. Barry Buzan

Barry Buzan

Barry Buzan (lahir 1946) dikenal atas konsep sektor keamanan (security sectors) dan kompleks keamanan regional (regional security complexes). Buzan berpendapat isu keamanan tidak hanya mencakup bidang militer, tetapi juga politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Buzan banyak mengembangkan pemikiran English school pasca Perang Dingin.*

Kontribusi English School

Beberapa kontribusi pemikiran English school dalam studi hubungan internasional antara lain:

  • Memahami konsep masyarakat internasional dan bagaimana norma terbentuk dalam hubungan antar negara
  • Mengembangkan pemahaman mengenai solidaritas dan identitas bersama antar bangsa tanpa mengenyampingkan konflik kepentingan
  • Menjembatani pandangan realisme dan liberalisme sehingga memberikan pandangan yang lebih seimbang tentang dinamika global
  • Memahami bagaimana perubahan norma dan tatanan internasional dapat terjadi, seperti pasca Perang Dingin
Baca Juga!  Unsanctioned Institution: Ini Dia Risiko Belajar di Lembaga Tak Berizin

Jadi secara keseluruhan, English school memberikan kontribusi penting dalam memperkaya kajian hubungan internasional melampaui sekadar pandangan negara sebagai aktor rasional yang saling bersaing.

English school dianggap sebagai upaya pertama menciptakan middle ground theory atau jalan tengah dalam studi hubungan internasional. Walaupun demikian, English school juga tidak luput dari sejumlah kritik dan kelemahan.

Kritik terhadap English School

Beberapa kritik yang sering dilontarkan terhadap English school antara lain:

  • Terlalu berfokus pada negara sebagai aktor utama hubungan internasional dan mengabaikan peran aktor non-negara
  • Sulit diuji secara empiris dan historis
  • Terlalu banyak mengandalkan pemikiran Barat dan kurang memperhatikan pandangan non-Barat
  • Terkesan menciptakan pandangan idealis hubungan internasional dan kurang realistis

Walaupun demikian, gagasan-gagasan English school tetap relevan hingga hari ini untuk memahami dinamika politik global. English school akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Demikian penjelasan singkat mengenai English school dalam teori hubungan internasional. English school berupaya menjembatani berbagai pandangan yang ada untuk memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang politik global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *