FOB (Free on Board) destination adalah suatu istilah dalam perdagangan internasional yang menunjukkan bahwa penjual bertanggung jawab penuh atas biaya dan risiko pengiriman barang sampai ke tempat tujuan yang ditentukan pembeli, dalam hal ini adalah gudang pembeli.
Syarat FOB destination berbeda dengan syarat FOB shipping point, di mana tanggung jawab penjual hanya sampai barang dimuat ke angkutan di pelabuhan pemberangkatan. Dalam FOB destination:
- Penjual menanggung biaya angkutan utama hingga ke gudang pembeli
- Penjual menanggung risiko kerusakan/kehilangan selama perjalanan
- Hak milik baru beralih ke pembeli setelah barang diterima di gudangnya
Dampak Penerapan FOB Destination bagi Penjual
1. Biaya Penjualan yang Lebih Tinggi
Salah satu dampak utama bagi penjual dengan diterapkannya syarat FOB destination adalah biaya penjualan yang lebih tinggi dibanding syarat pengiriman lainnya.
Hal ini wajar saja mengingat beban dan tanggung jawab penjual dalam FOB destination jauh lebih besar, yaitu:
- Biaya transportasi dari gudang penjual ke gudang pembeli
- Biaya asuransi barang selama perjalanan
- Biaya bongkar muat barang
- Biaya administrasi ekspor/impor
Semua biaya di atas ditanggung sepenuhnya oleh penjual. Oleh karena itu, penjual perlu memperhitungkan biaya-biaya ini ke dalam harga pokok penjualan agar tidak mengalami kerugian.
Contoh perhitungan harga pokok penjualan FOB destination:
Uraian | Jumlah |
---|---|
Bahan baku | $5,000 |
Biaya produksi | $2,000 |
Biaya angkut ke pelabuhan | $500 |
Biaya dokumen ekspor | $100 |
Biaya angkut ke gudang pembeli | $1,500 |
Biaya asuransi | $200 |
Total HPP | $9,300 |
Dari contoh di atas, terlihat bahwa penjual harus menambahkan komponen biaya angkut dan asuransi sebesar $1,700 ke dalam HPP-nya akibat penerapan FOB destination. Dengan demikian, harga jual produknya juga perlu dinaikkan untuk menutupi biaya-biaya tsb.
2. Risiko Kerusakan Barang Tetap ditanggung Penjual
Dampak lain bagi penjual dengan syarat FOB destination adalah risiko kerusakan dan kehilangan barang selama pengiriman tetap berada di pundak penjual.
Meskipun penjual telah mengasuransikan barangnya, klaim asuransi membutuhkan proses yang tidak selalu berjalan mulus. Penjual tetap harus menanggung kerugian jika terjadi kehilangan barang di perjalanan.
Tentu saja resiko ini akan meningkat seiring jarak dan lama perjalanan barang dari gudang penjual ke pembeli. Semakin jauh dan lama perjalanannya, semakin banyak pula risiko yang dihadapi, mulai dari kerusakan karena kecelakaan truk, barang hilang di perjalanan, hingga penyimpangan/pencurian oleh petugas logistik.
Untuk mengurangi risiko ini, penjual harus memastikan proses pengemasan, penyimpanan, dan transportasi barang dilakukan dengan standar yang tinggi. Penjual juga perlu memilih jasa logistik yang terpercaya dan berpengalaman dalam mengirim barang sejauh mungkin tanpa insiden.
3. Pencatatan Pendapatan Tertunda hingga Barang Diterima
Dampak ketiga dari penerapan FOB destination adalah terkait pencatatan pendapatan penjualan di pembukuan.
Dalam FOB destination, baru setelah barang sampai di gudang pembeli dan diterima dengan baik, transaksi baru bisa dicatat sebagai penjualan oleh penjual, dan pembelian oleh pembeli.
Jika barang masih dalam perjalanan, pencatatan penjualan harus ditunda dan dicatat sebagai persediaan dalam perjalanan. Hal yang sama berlaku bagi pencatatan piutang. Pembeli baru akan mencatat hutang/liabilitas setelah barang diterima.
Akibatnya, pendapatan dan laba penjual akan tertunda pencatatannya sampai barang tiba di gudang pembeli. Hal ini bisa mempengaruhi cash flow penjual dalam jangka pendek.
Dampak Penerapan FOB Destination bagi Pembeli
Sementara itu, dampak penerapan FOB destination bagi pembeli juga perlu diperhatikan, yaitu:
1. Kontrol Kualitas Barang di Akhir Rantai Distribusi
Keuntungan utama bagi pembeli dengan syarat FOB destination adalah pembeli bisa melakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas barang setelah sampai di gudangnya.
Hal ini penting untuk memastikan barang yang dikirim sesuai dengan pesanan dan standar kualitas yang disyaratkan, sebelum pembeli mencatat transaksi pembelian di pembukuan mereka.
Jika terjadi ketidaksesuaian kualitas/kuantitas, pembeli bisa menolak menerima barang atau meminta penggantian dari penjual.
2. Klaim Asuransi Lebih Mudah
Selain itu, jika terjadi kerusakan barang di perjalanan, klaim asuransi juga akan lebih mudah dilakukan oleh pembeli karena bukti kerusakan barang ada di tangan pembeli setelah barang diterima.
Pihak asuransi juga lebih mudah melakukan verifikasi dan validasi klaim sehingga proses klaim bisa berjalan lebih cepat.
3. Efisiensi Logistik Bila Jarak Dekat
Untuk pembeli yang berlokasi dekat dengan lokasi penjual, penerapan FOB destination juga bisa memberikan efisiensi biaya dan waktu logistik karena mereka bisa menggunakan armada logistik mereka sendiri untuk menjemput barang.
Hal ini lebih murah dan cepat dilakukan dibandingkan jika barang dikirim melalui perusahaan logistik pihak ketiga dari jarak jauh.
Kesimpulan
Itulah ulasan panjang lebar mengenai dampak dari penerapan syarat penyerahan barang FOB destination, baik dari sisi penjual maupun pembeli.
Secara ringkas, FOB destination membuat penjual menanggung biaya dan risiko yang lebih besar selama perjalanan barang, namun memberi kepastian kualitas barang bagi pembeli.
Oleh karena itu, penetapan syarat FOB sebaiknya mempertimbangkan jarak tempuh, nilai barang, dan kemampuan logistik kedua belah pihak. Dengan pertimbangan yang matang, penerapan FOB destination bisa optimal dan menguntungkan bagi penjual maupun pembeli.
Sekian artikel panjang dari saya mengenai dampak penerapan syarat penyerahan barang FOB destination. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami.