Tata kelola teknologi informasi (TI) merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan oleh organisasi atau perusahaan agar teknologi informasi yang digunakan dapat memberikan nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan bisnis. Tata kelola TI yang baik akan memastikan bahwa investasi TI memberikan manfaat optimal bagi organisasi.
Beberapa contoh penerapan model tata kelola TI dalam berbagai organisasi antara lain:
1. Rumah Sakit
Salah satu contoh penerapan tata kelola TI di rumah sakit adalah yang dilakukan oleh RSUD Bari di Mataram, Nusa Tenggara Barat. RSUD Bari menerapkan tata kelola TI dengan menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objectives for Information and Related Technologies).
COBIT merupakan kerangka kerja yang komprehensif untuk tata kelola dan manajemen TI enterprise. RSUD Bari memanfaatkan COBIT untuk mengendalikan investasi TI, menjamin layanan TI yang berkualitas, mengelola risiko TI, dan meningkatkan nilai TI bagi rumah sakit.
Beberapa hal yang dilakukan RSUD Bari dalam menerapkan COBIT antara lain:
- Melakukan pemetaan proses bisnis TI saat ini dengan framework COBIT.
- Mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi TI saat ini dengan best practices COBIT.
- Menentukan area prioritas perbaikan berdasarkan tingkat kesenjangan dan dampaknya terhadap tujuan bisnis.
- Merancang rencana perbaikan tata kelola TI di area-area prioritas.
- Melaksanakan rencana perbaikan secara bertahap.
- Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.
Dengan menerapkan COBIT, RSUD Bari dapat meningkatkan value TI, menurunkan risiko TI, dan menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan bisnis rumah sakit.
2. Perusahaan Farmasi
Contoh lain penerapan tata kelola TI adalah yang dilakukan oleh PT Phapros Tbk, sebuah perusahaan farmasi di Indonesia. Dalam mengelola TI, PT Phapros menerapkan prinsip-prinsip Good IT Governance (GIG) .
GIG merupakan kerangka tata kelola TI yang mengacu pada best practices internasional, seperti COBIT dan ITIL. Prinsip-prinsip GIG yang diterapkan PT Phapros antara lain:
- Memastikan nilai investasi TI bagi bisnis (value delivery)
- Mengelola risiko terkait TI (risk management)
- Menyelaraskan TI dengan tujuan bisnis (strategic alignment)
- Mengoptimalkan sumber daya TI (resource optimization)
- Meningkatkan kualitas dan keamanan layanan TI (service quality and security)
PT Phapros menerapkan GIG dalam berbagai proses pengelolaan TI, mulai dari perencanaan TI, pengadaan TI, pengembangan sistem, hingga operasional TI sehari-hari. Penerapan GIG ini membantu Phapros meningkatkan kontribusi TI terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan.
3. Perbankan
Sektor perbankan juga banyak yang menerapkan tata kelola TI untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan digital. Salah satu bank di Indonesia yang menerapkan tata kelola TI dengan baik adalah Bank Central Asia (BCA).
BCA menerapkan kerangka tata kelola TI yang mengacu pada standar internasional seperti ISO 27001 dan COBIT. Kerangka tata kelola BCA mencakup aspek-aspek berikut:
- Perencanaan strategis TI – Memastikan investasi TI selaras dengan rencana bisnis bank.
- Manajemen risiko TI – Mengelola risiko keamanan dan operasional TI.
- Manajemen sumber daya TI – Mengoptimalkan penggunaan sumber daya TI.
- Pengukuran kinerja TI – Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja layanan TI.
- Audit TI – Melakukan audit kepatuhan dan efektivitas pengendalian TI secara berkala.
Penerapan tata kelola TI yang baik telah membantu BCA untuk menjadi bank dengan layanan digital terdepan di Indonesia, serta mempertahankan kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan digital BCA.
4. Perusahaan Ritel
Di industri ritel, salah satu contoh penerapan tata kelola TI adalah yang dilakukan oleh PT Matahari Department Store Tbk (Matahari). Dalam mengelola sistem TI yang mendukung operasional ritelnya, Matahari menerapkan kerangka tata kelola TI dengan standar tinggi untuk memastikan kehandalan dan keamanan sistem.
Beberapa inisiatif tata kelola TI Matahari antara lain:
- Pembentukan komite pengarah TI di level direksi untuk pengawasan TI secara menyeluruh.
- Penyusunan rencana strategis TI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan.
- Penerapan manajemen layanan TI (ITSM) berdasarkan best practices seperti ITIL.
- Audit keamanan TI secara berkala oleh pihak independen.
- Pemantauan kinerja TI melalui balanced scorecard.
- Pengembangan kemampuan TI secara berkelanjutan, termasuk aspek keamanan dan disaster recovery.
Dengan tata kelola TI yang baik, Matahari dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi untuk mendukung pertumbuhan bisnis ritelnya.
Kesimpulan
Tata kelola TI yang baik sangat penting agar investasi TI memberikan nilai tambah bagi pencapaian tujuan bisnis organisasi. Kerangka tata kelola TI yang komprehensif perlu diterapkan, mengacu pada standar dan best practices yang berlaku secara internasional.
Berbagai contoh penerapan tata kelola TI di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan tata kelola TI dengan disiplin, organisasi dapat meningkatkan value, menurunkan risiko, dan menyelaraskan TI dengan kebutuhan bisnis. Tata kelola TI bukan sekadar adopsi tools atau kerangka kerja tertentu, tetapi membutuhkan komitmen jangka panjang dari manajemen dan budaya organisasi yang mendukung penerapan tata kelola secara konsisten.