Scroll untuk baca artikel
Rupa

Cerita Pendek Bahasa Madura: Kisah Kehidupan Masyarakat Pulau Garam

Avatar
×

Cerita Pendek Bahasa Madura: Kisah Kehidupan Masyarakat Pulau Garam

Sebarkan artikel ini
Cerita Pendek Bahasa Madura

Pulau Madura, yang terletak di lepas pantai utara Jawa Timur, dikenal sebagai pulau garam karena menjadi salah satu penghasil garam terbesar di Indonesia. Pulau sepanjang 190 km ini didiami oleh suku Madura, salah satu suku dengan populasi besar di Indonesia.

Suku Madura memiliki bahasa dan budaya yang unik, yang tercermin dalam berbagai cerita rakyat dan cerita pendek yang diturunkan dari generasi ke generasi. Cerita-cerita ini menggambarkan kehidupan masyarakat Madura dengan berbagai tradisi dan nilai-nilai yang dipegang teguh.

Contoh Cerita Pendek Bahasa Madura

Berikut ini adalah dua contoh cerita pendek berbahasa Madura:

1. Keluarga Bahagia

Nyamana kaulâ Sania, nyama ghenna’na Sania Minata Ruani. Compo’ kaulâ è perumahan Indah Purnama. Kaulâ neng è compo’ sè okoranna seddeng, asareng keluarga. Bâdâ rama, è bhu, al è ’, sareng emmak.

Kaulâ sareng sadhâjâh ghâpanèka manè asareng dâlem kabâdhâ’an kasokan poron duka. Serrèna ghâpanèka kaulâ manè bhunga. È sèttong arèh, kaulâ èntar ka sakola’an abhâreng alè’ sareng emmak. Serrèna emmak ampon asakola SMA, dhâddhih gheruwah bhisa ngaterraghi kaulâ sareng alè jhughân.

Kaulâ sareng alè’ asakolah è SDK Karunia mardhika. Samangkèn kaulâh kellas lèma’ SD, dhinèng alè’ ghi’ kellas duwâ’ SD. Dhinèng Kaka’, Gheruwah asakolah è SMPK Indonesia Jaya.

Cerita ini mengisahkan kehidupan keluarga Sania yang bahagia. Mereka tinggal di perumahan Indah Purnama bersama kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Sania dan saudaranya tumbuh dalam suasana penuh kasih sayang. Setiap pagi, ibu mengantar Sania dan saudaranya ke sekolah. Mereka bersekolah di SDK Karunia Mardhika. Meski sederhana, keluarga itu selalu bersyukur dan bahagia.

2. Kemuliaan Memberi Sedekah

Sabakto are, badha lalake’ alomampa amalebbhati compo’na salobar bhubhar alako. “Bhu, adsuraghi Rama serrena are paneka coma mampo ajhuwal sakone’ dhaghangan, saenggha coma paneka se bhisa Rama parengaghi.”

Kamoddhian, Rama atemmo sareng nyai seppo se ombhul bhingong e pengghir jhalan. Pas e tanya’aghi, nyai ghapaneka a jhawab, “Sengko’ minta’a pessena nak ghabay ongkos mole. Apa ba’na enda’ a bhanto sengko’?”

Dalem ate Rama ngoca’ “obangnga jhugan sakone’ sareng ghabay dha’ar bisaos ghi’ korang. Tape pak Ustad toman ngoca’ kalamon sadhekka ghapaneka ghabay rajhekke daddhi lancar.

Kamoddhian, Rama aparengi obang dha’ ka nyai ghaneka dhagha e anter ka terminal.

Cerita ini menceritakan seorang bapak yang memberi uang kepada seorang nenek untuk ongkos pulang. Awalnya bapak itu ragu karena uangnya tidak banyak. Tetapi teringat pesan ustadz bahwa memberi sedekah dapat melancarkan rezeki, akhirnya bapak itu memberikan uangnya kepada nenek tersebut. Cerita ini mengajarkan nilai kemuliaan dalam memberi pertolongan kepada sesama.

Tradisi dan Nilai-Nilai Masyarakat Madura Dalam Cerita Pendek

Cerita-cerita pendek bahasa Madura banyak menggambarkan tradisi dan nilai-nilai yang dipegang teguh masyarakat Madura, di antaranya:

1. Harga Diri dan Martabat Tinggi

Masyarakat Madura dikenal memiliki harga diri dan martabat yang tinggi. Mereka sangat menjunjung tinggi kehormatan diri dan keluarga. Jika harga diri dan martabatnya terinjak, mereka akan melakukan pembalasan atau carok untuk memulihkan harga dirinya.

Hal ini tercermin dalam banyak cerita rakyat Madura, seperti cerita Joko Tole dan Aryo Penangsang yang menceritakan pembalasan dendam karena harga diri yang terinjak. Nilai ini masih dipegang kuat hingga saat ini meski carok sudah jarang dilakukan.

2. Gotong Royong dan Tolong Menolong

Masyarakat Madura dikenal memiliki sikap gotong royong dan tolong menolong yang kuat, terutama sesama orang Madura. Mereka saling membantu dalam berbagai hal seperti membangun rumah, panen dan lain-lain.

Sikap tolong menolong ini tercermin dalam banyak cerita pendek bahasa Madura yang mengisahkan tokoh-tokoh yang saling membantu mengatasi masalah bersama. Nilai gotong royong ini masih melekat hingga saat ini pada masyarakat Madura.

3. Religiusitas Tinggi

Mayoritas masyarakat Madura beragama Islam dan dikenal sangat religius. Mereka taat menjalankan ibadah seperti sholat, puasa, zakat dan lainnya. Selain itu, banyak yang menuntut ilmu agama di pondok pesantren.

Nilai-nilai religius ini banyak tercermin dalam cerita-cerita rakyat dan cerita pendek bahasa Madura yang banyak mengandung pesan-pesan moral agama Islam. Cerita yang popular adalah kisah pangeran Katandur yang menyebarkan agama Islam di Madura.

4. Pantang Menyerah dan Bekerja Keras

Masyarakat Madura dikenal sebagai pekerja keras yang pantang menyerah dan tabah menghadapi kesulitan hidup. Meski hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan, mereka tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, bahkan hingga mampu menunaikan ibadah haji.

Sikap pantang menyerah dan kerja keras ini banyak tergambar dalam kisah-kisah perjuangan hidup masyarakat Madura dalam menghadapi kemiskinan dan kesulitan. Cerita-cerita ini banyak menginspirasi untuk terus berjuang dan bekerja keras menggapai cita-cita.

Itulah beberapa contoh cerita pendek berbahasa Madura beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Cerita-cerita ini menggambarkan kehidupan masyarakat Madura beserta berbagai tradisi dan falsafah hidup mereka yang unik. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan tentang sastra dan budaya Madura.

Baca Juga!  Cara Membuat Blank Space untuk Highlight Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *