Pendekatan belajar Andragogi adalah pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada orang dewasa. Namun, sejauh mana pendekatan ini cocok diterapkan pada peserta didik dengan berbagai rentang usia? Artikel ini akan menguraikan pemikiran tentang siapa yang paling cocok menerapkan pendekatan Andragogi dan kapan pendekatan ini dapat menjadi efektif. Selain itu, kami akan membahas bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan pada peserta didik muda, anak-anak, dan remaja, serta memberikan pandangan tentang kasus-kasus khusus yang menggambarkan penggunaan Andragogi di berbagai kelompok usia.
Peserta Didik Dewasa: Sasaran Utama Andragogi
Pendekatan Andragogi pertama kali diperkenalkan oleh Malcolm Shepherd Knowles pada tahun 1950-an. Ia memahami bahwa pendekatan yang efektif dalam pembelajaran orang dewasa harus berbeda dengan pendekatan yang diterapkan pada anak-anak atau remaja. Knowles memandang bahwa orang dewasa memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar yang berbeda. Oleh karena itu, Andragogi, yang berarti “panduan untuk orang dewasa,” dikembangkan untuk mengakomodasi peserta didik dewasa.
Ada beberapa alasan mengapa Andragogi lebih cocok diterapkan pada peserta didik dewasa. Pertama, peserta didik dewasa cenderung memiliki tingkat kematangan yang lebih tinggi. Mereka sudah memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak, yang dapat menjadi sumber pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam pembelajaran. Selain itu, peserta didik dewasa cenderung lebih mandiri dan memiliki kemampuan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam pembelajaran mereka.
Pendekatan Andragogi menekankan pada pengaturan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. Peserta didik dewasa diharapkan menjadi mitra dalam pembelajaran mereka, bukan hanya penerima informasi. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih topik pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Ini sejalan dengan karakteristik orang dewasa yang sering memiliki tujuan belajar yang lebih spesifik.
Andragogi juga mengakui bahwa peserta didik dewasa memiliki peran yang berbeda dalam pembelajaran. Mereka mungkin lebih berpengalaman dalam berbagai aspek kehidupan, dan ini pengalaman tersebut dapat digunakan sebagai sumber daya dalam proses pembelajaran. Selain itu, peserta didik dewasa sering memiliki tanggung jawab lain di luar pembelajaran, seperti pekerjaan dan keluarga. Oleh karena itu, Andragogi mengakui pentingnya fleksibilitas dalam jadwal dan pendekatan pembelajaran.
Rentang Usia untuk Andragogi
Meskipun Andragogi lebih umum diterapkan pada peserta didik dewasa, rentang usia di mana pendekatan ini dapat menjadi efektif tidak selalu terbatas pada orang dewasa yang lebih tua. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan apakah Andragogi cocok untuk peserta didik di berbagai kelompok usia adalah sebagai berikut:
- Kematangan Individu: Kematangan merupakan faktor penting yang mempengaruhi efektivitas Andragogi. Beberapa anak muda dan remaja mungkin memiliki tingkat kematangan yang lebih tinggi daripada yang lain. Mereka yang lebih mandiri, memiliki keinginan kuat untuk belajar, dan mampu mengambil tanggung jawab lebih besar dalam pembelajaran mungkin dapat mendapatkan manfaat dari pendekatan Andragogi.
- Tujuan Pembelajaran: Tujuan pembelajaran peserta didik juga merupakan faktor penting. Jika peserta didik muda memiliki tujuan belajar yang sangat spesifik dan berorientasi pada kebutuhan pribadi atau profesional, Andragogi mungkin lebih sesuai.
- Konteks Pembelajaran: Konteks pembelajaran juga harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, dalam situasi pendidikan non-formal, seperti kursus pelatihan, pendekatan Andragogi mungkin lebih mudah diterapkan pada peserta didik yang berusia muda. Mereka sering memiliki tujuan belajar yang lebih jelas dalam konteks ini.
- Fasilitator Pembelajaran: Peran fasilitator pembelajaran, baik guru atau instruktur, juga memainkan peran penting. Fasilitator yang berpengalaman dalam menerapkan pendekatan Andragogi dapat membantu peserta didik dari berbagai kelompok usia untuk mendapatkan manfaat dari pendekatan ini.
- Karakteristik Pribadi: Karakteristik pribadi peserta didik, seperti motivasi, otonomi, dan kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, harus dinilai.
Studi Kasus: Penerapan Andragogi pada Peserta Didik Muda
Pada beberapa kasus, penerapan Andragogi pada peserta didik muda dapat menghasilkan hasil pembelajaran yang efektif. Misalnya, dalam program pelatihan profesional untuk remaja yang sedang mempersiapkan diri untuk karir tertentu, Andragogi dapat diterapkan. Peserta didik remaja ini sering memiliki motivasi kuat untuk mencapai tujuan karir mereka dan dapat mengambil tanggung jawab dalam memilih kursus yang relevan.
Selain itu, dalam situasi di mana peserta didik muda telah meninggalkan pendidikan formal dan ingin meningkatkan keterampilan mereka, pendekatan Andragogi dapat digunakan. Mereka dapat menjadi mitra aktif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mereka sendiri.
Kesimpulan
Pendekatan belajar Andragogi, yang awalnya dikembangkan untuk peserta didik dewasa, memiliki nilai dan manfaat yang signifikan dalam konteks pembelajaran. Meskipun pendekatan ini lebih cocok untuk peserta didik dewasa, sejumlah faktor seperti kematangan, tujuan pembelajaran, konteks pembelajaran, fasilitator pembelajaran, dan karakteristik pribadi dapat memengaruhi sejauh mana Andragogi dapat diterapkan pada peserta didik yang lebih muda. Dalam beberapa kasus, Andragogi dapat membantu peserta didik muda mencapai tujuan pembelajaran mereka dengan lebih efektif.
Penerapan Andragogi pada peserta didik muda harus mempertimbangkan faktor-faktor ini dan mengikuti prinsip-prinsip dasar dari pendekatan ini, seperti penglibatan peserta didik dalam proses pembelajaran dan pengakuan akan pengalaman hidup mereka. Dengan demikian, pendekatan Andragogi dapat menjadi alat yang efektif dalam mencapai pembelajaran yang berkelanjutan dan bermakna, terlepas dari usia peserta didik.
Referensi:
- Knowles, MS. (1980). Praktik Pendidikan Orang Dewasa Modern: Dari Pedagogi hingga Andragogi. Cambridge:…
- https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/berita/detail/mengenal-konsep-pendekatan-andragogi-dalam-pembelajaran-diklat