PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, telah berhasil melakukan transformasi positif melalui pengelolaan konflik dan perubahan budaya organisasi. Berikut adalah analisis mengenai bagaimana perusahaan ini berhasil melakukan transformasi tersebut.
Mengubah Konflik Menjadi Peluang Untuk Transformasi Positif
Telkom berhasil mengubah konflik internal menjadi peluang untuk transformasi positif melalui beberapa langkah strategis. Pertama, perusahaan melakukan restrukturisasi organisasi dan merumuskan visi baru untuk mengatasi konflik yang muncul akibat persaingan antar divisi. Restrukturisasi ini menciptakan sinergi antar divisi dan visi baru tersebut mengarahkan semua divisi menuju tujuan yang sama.
Selanjutnya, Telkom membentuk forum komunikasi lintas divisi untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis. Forum ini menjadi wadah diskusi terbuka yang mengurangi konflik dan memfasilitasi komunikasi antar divisi.
Terakhir, Telkom melakukan program employee engagement untuk meningkatkan loyalitas dan rasa memiliki karyawan. Program ini menciptakan iklim kerja yang kondusif dan mengurangi konflik.
Melakukan Transformasi Melalui Perubahan Budaya
Telkom juga berhasil melakukan transformasi melalui perubahan budaya organisasi. Perusahaan ini melakukan perubahan budaya dari budaya birokratis menjadi budaya korporat yang berorientasi pelanggan dan kinerja. Perubahan ini didukung oleh komitmen pimpinan dan diimplementasikan melalui sosialisasi dan pelatihan budaya baru secara masif ke seluruh karyawan.
Selain itu, Telkom menerapkan sistem penilaian kinerja dan reward yang mendukung budaya korporat. Hal ini mendorong karyawan untuk berperilaku sesuai dengan budaya baru.
Terakhir, Telkom melakukan rekrutmen dan promosi berbasis kompetensi yang sejalan dengan budaya korporat. Hal ini memastikan bahwa karyawan yang direkrut dan dipromosikan adalah mereka yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan budaya dan tujuan organisasi.
Mengadopsi Pendekatan Organisasi Pembelajar
Telkom mengadopsi pendekatan organisasi pembelajar dalam transformasinya. Perusahaan ini mendorong knowledge sharing antar karyawan melalui forum diskusi dan komunitas praktik. Hal ini sejalan dengan konsep continuous learning dalam organisasi pembelajar.
Selain itu, Telkom memberikan akses pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk mendukung perbaikan dan inovasi secara berkelanjutan.
Telkom juga melakukan evaluasi pasca proyek untuk mengidentifikasi lesson learned. Hal ini sejalan dengan konsep knowledge acquisition dalam organisasi pembelajar.
Terakhir, Telkom melakukan benchmarking dengan perusahaan kelas dunia untuk mengadopsi best practices. Hal ini sejalan dengan konsep knowledge sharing dalam organisasi pembelajar.
Hubungan dengan Organisasi Pembelajar Menurut Argyris dan Schon
Transformasi yang dilakukan oleh Telkom sejalan dengan tiga kategorisasi organisasi pembelajar menurut Chris Argyris dan Schon. Continuous learning di Telkom sejalan dengan single loop learning, knowledge acquisition sejalan dengan double loop learning, dan knowledge sharing sejalan dengan deutero learning.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PT Telkom Indonesia telah berhasil melakukan transformasi positif melalui pengelolaan konflik dan perubahan budaya organisasi. Transformasi ini mengadopsi pendekatan organisasi pembelajar dan sejalan dengan tiga kategorisasi organisasi pembelajar menurut Argyris dan Schon.